Bima, Bimakini.- Sepekan terakhir, sudah dua kali Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Tarlawi kebagian kiriman banjir gunung dan lumpur. Banjir pertama terjadi saat siswa ingin membahagiakan guru setelah memeringati Hari Guru Nasional (HGN), Senin (26/11).
Selang sehari siswa dan guru berjuang membersihkan halaman dan ruangan kelas, Rabu (28/11) kembali.
Maka tidak heran hingga Jumat siang, siswa masih belum bisa belajar secara normal karena masih bergotong royong membersihkan lumpur setebal 10 sentimeter (Cm) di ruangan kelas dan emperan. Tidak hanya itu, taman sekolah hancur, seperti kejadian serupa tahun lalu.
Kepala SDN Inpres Tarlawi, Jamaludin, S.Pd, mengatakan, banjir dan lumpur kiriman kerap dialami sekolah ini. Jika tahun lalu tebal lumpur hamper 30 Cm, tetapi kali ini hanya sekitar 10 cm. Hanya saja tahun ini lebih melelahkan karena terjadi dua kali dalam sepekan.
“Kami belum tahu mungkin dalam musim hujan tahun ini akan lebih banyak lagi karena hutan penyangga sekitar sekolah sudah habis ditebang untuk dijadikan lahan tanam jagung,” ujarnya di Desa Tarlawi, Sabtu (1/12).
Kondisi seperti ini, katanya, tahun lalu sudah disampaikan kepada Bupati Bima saat melihat ambruknya jembatan Tarlawi. Namun, belum ada alternative solusi terbaik, demikian juga dengan pemerintah Desa Tarlawi sudah disampaikan mengenai jalan keluar terbaik agar Sekolah ini tidak lagi kebagian banjir dan lumpur kiriman.
Dia minta agar dibuatkan lagi saluran pembuangan aliran air di sebelah barat gedung sekolah dan jangan semua diarahkan ke saluran di depan sekolah karena debit air bah tak mampu ditampung, sehingga meluber masuk ke ruangan sekolah. Tentu perlu ada jalur pembagi sebelum areal sekolah.
“Jadi kita minta dibuatkan tambahan deker saluran pembagi sekitar sepuluh atau dua puluh meter sebelum sekolah, sehingga aliran banjir tersalurkan dengan baik tanpa merusak sekolah,” katanya.
Tidak hanya itu, katanya, pihak sekolah juga kesulitan air pasca-banjir untuk membersihkan lumpur. Akibatnya siswa dan guru harus bergotong royong beberapa hari untuk membersihkan ruangan kelas dan emperan.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Bima dapat menambah saluran pembuangan banjir agar tidak seluruhnya masuk melalui saluran di sekolah. Bahkan kalau perlu jangan buatkan saluran di dekat sekolah. (NAS)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.