Bima, Bimakini.- Gelombang pasang yang menerjang pesisir Pantai Desa Sangiang Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Selasa (22/1) malam mengakibatkan ratusan rumah di Dusun Lasinta, Sarae dan Tewo terancam hanyut.
Syaifullah Anwar, warga Sangiang mengatakan, fenomena gelombang pasang seperti ini hampir terjadi setiap tahun saat musim hujan tiba. Bahkan pada tahun 2013 sebanyak 33 unit rumah warga harus direlokasi ke tempat yang lebih tinggi.
“Bencana gelombang pasang tadi malam adalah permulaan. Biasanya gelombang pasang seperti ini akan terjadi mulai akhir Januari hingga akhir Februari,” jelas pria yang akrab disapa Ayang tersebut.
Kaur Pemerintahan Desa Sangiang Busman Basrin memperkuat pernyataan Ayang. Kata dia kejadian seperti ini hampir tiap tahun terjadi dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
“Sudah beberapa kali kami sampaikan kepada Pemerintah Daerah untuk menangani persoalan ini,” ujarnya.
“Kami berharap, Pemerintah Daerah dan Pemprov NTB mau buka mata dan telinga melihat kondisi pesisir pantai Sangiang ini,” tambah Kades Terpilih Desa Sangiang, Rasyid H. Imran, SE
Kata Rasid sebenarnya dia berencana akan mengalokasikan dana desa (APBDes) tetapi anggarannya sangat besar. Panjang bibir pantainya saja hampir 1 kilometer.
“Hanya anggaran APBD dan APBD Provinsi yang bisa menangani persoalan yang menjadi momok warga setiap tahun ini,” tambahnya.
Raysid juga memaparkan, Desa Sangiang setiap tahunnya punya event fenomenal yaitu Festival Sangiang Api dan tahun 2019 ini menjadi Kalender event Provinsi NTB. Jadi sangat wajar sekiranya Pemerintah Provinsi mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan bencana gelombang pasang ini dengan membuatkan tanggul penahan ombak.
Pria yang akrab dipanggil Acil ini menambahkan disamping gelombang Pasang, Desa Sangiang juga punya potensi ancaman bencana musiman. Yaitu longsor tebing sungai di Dusun Bronong. Saat intensitas hujan besar tentu akan memicu banjir. Maka akan ada puluhan rumah yang bakal jadi korban.
Setiap tahun dibutuhkan anggaran Rp 3-5 Miliar untuk penanganannya. “Andaikan Dana Desa kami mencapai angka seperti itu, maka kami akan menggunakan Dana Desa karena lokasi tersebut sangat vital,” paparnya.
“Jadi sekali lagi kami sangat berharap besar kepada Ibu Bupati Bima dan Bapak Gubernur NTB untuk membantu kami menangani persoalan ini,” pungkasnya. (IQO)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.