Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Sebulan Tak Melaut, Nelayan Terpaksa Hutang

Nelayan yang memarkir perahunya di Lawata.

Kota Bima, Bimakini.- Cuaca buruk yang melanda Bima dan sekitarnya satu bulan belakangan ini, memaksa para nelayan “menggantung” alat nelayan. Bahkan untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya mereka terpaksa berhutang.

Hal itu dilakukan karena nyaris sekitar bulan lamanya, para nelayan tidak melaut, karena gelombang dan arah angin yang tidak menentu. “Kondisi begini malah biasanya sampai tiga bulan kedepan,” aku Sahril l, salah satu nelayan asal Desa Rupe, Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, Ahad  (6/1).

Sahril mengaku tidak mengalami sendiri, namun juga semua nelayan khususnya di Bima. Mereka memarkir perahu di sekitarnya Lawata, Kota Bima sejak beberapa pekan lalu.

Selain di Lawata, puluhan nelayan lain memarkir perahu di sekitaran wilayah Soromandi dan Donggo, serta daerah pesisir lainnya. Tujuannya agar aman dari terjangan gelombang ganas dan angin laut.

Karena kondisi demikian nelayan mengaku merugi besar, lantaran tidak ada aktifitas. Sementara untuk menyiasati kebutuhan, terpaksa berhutang kepada pengepul yang biasa dengan mereka.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Saya langsung hutang sekitar 5 jutaan pak dan gitu juga rata-rata dilakukan nelayan lain. Mau gimana lagi ya terpaksa begini,” keluhnya dengan nada melemas di Lawata Ahad kemarin.

Biaya itu rincinya untuk menutupi kebutuhan makan dan minum sehari-harinya. Termasuk untuk mengisi bahan bakar perahu, mereka saban hari perahu harus tetap dihidupkan dan kadang mencoba melewati arus lautan, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan terpaksa kembali.

Dalam sehari dijelaskan Sahril dan Muhammad, nelayan asal Desa Rupe kadang mendapatkan hasil lumayan. Yakni mencapai satu hingga dua juta rupiah, namun tergantung lagi cuaca dan kondisi lautan.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bima menyebutkan selama beberapa hari kedepan gelombang untuk wilayah utara dan selatan diprediksi hingga mencapai dua meter bahkan lebih.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Utamanya di wilayah selatan Bima malah bisa mencapai dua meter lebih, untuk itu kita himbau untuk selalu waspada,” ujar Kepala BMKG Bima Satria Topan Primadi kepada koran ini.  (IQO)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Sebuah helikopter milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendarat darurat di lapangan sepekbola Desa Monggo Kecamatan Madapangga, Bima, Selasa (21/12), sekitar pukul 08.45...

Ekonomi

Dompu, Bimakini.- Masyarakat Pulau Bajo Desa Kwangko Kecamatan Manggelewa,Kabupaten Dompu yang  keseharianya  sebagai nelayan memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa bahagianya usai melaut. Seperti...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Kapal Feri dari Flores membongkar muatan di bibir pantai Desa Kananta, Kecamatan Soromandi, Rabu. Diduga karena kondisi cuaca buruk dan derasnya arus,...

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Hujan yang terus menerus ditambah ombak besar dalam  satu bulan terakhir, menyebabkan pasokan ikan di pasar berkurang. Kondisi ini juga dirasakan oleh...

Ekonomi

Dompu, Bimakini.-  Situasi alam yang tidak bersahabat karena angin kencang dan ombak besar, memengaruhi penghasilan nelayan. Apalagi saat ini masih di tengah Pandemi Covid19....