Dompu, Bimakini.- Pesurving Nasional asal Desa Huu, Kecamatan Huu, Kabupaten Dompu, One Anwar menyampaikan, jika ingin agar kunjungan wisatwan ke Pantai Lakey meningkat, maka jaga keamanan, kenyamanan dan kebersihan.
“Kita tidak perlu membangun sarana ini itu untuk menarik para wisatawan,” kata One Anwar yang telah mengikuti pertandingan di puluhan negara ini.
Bahkan saat ini One Anwar selain kerap menjadi juara di beberapa event surving dunia, juga masuk dalam rangking tiga besar Asia.
Dijelaskannya, kenyamanan, keamanan dan kebersihan menjadi tolak ukur maju mundurnya pariwisata dan kunjungan wisatawan mancanegara di Pantai Lakey. Dari pengalamanya selama mengelilingi lokasi wisata di dunia, mereka tidak ingin melihat sarana yang dibangun, namun terpenting alami dan asri. “Banyak turis asing yang mengeluhkan ketidaknyamanan mereka ketika berkunjung di pantai Lakey,” kata One Anwar yang tamat SMP dan SMAnya di Australia ini.
Selain itu, para pelaku wisata juga harus mampu dan bisa mendukung agar terciptanya wisata pantai Lakey yang nyaman, aman dan bersih. Terutama plastik yang berserakan di pantai.
Ironisnya lagi, kata dia, prilaku porter di Bandar Udara Muhammad Salahudin Bima yang kerap memperlakukan turis dengan kasar. Ini menjadi penghalang majunya pariwisata Lakey. Padahal, Pantai Lakey merupakan salah satu pantai yang memilimi ombak surving terbaik di dunia. “Pemerintah harus memikirkan tentang ketiganya itu,” ingatnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, Drs H Khairul Insan sependapat dengan apa yang disampaikan One Anwar. Karena itu, Khairul berjanji akan melakukan koordinadi dengan pihak Angkasa Pura atay Bandar Udara Bima agar bagaimana mengatadi masalah itu.
“Kita sudah lakukan kordinasi dengan pihak bandara Bima,” katanya.
Terkait dengan masalah kebersihan dan keamana di pantai Lakey, Kharul Insan juga sedang memikirkan berkoordinasi dengan semua pihak. Bagaimana solusi agar kunjungan wisatawan mancanegara ke Lakey bisa terus berkembang. “Ini merupakan PR kita semua,” katanya, Senin (11/02).
Sementara itu, dari hasil pemaparan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Arif Yahya saat Gala Dinner dengan wartawan seluruh Indonesia di Hotel JW Mariot Surabaya, Jumat (7/02) bahwa Industri Pariwisata saat ini sudah mencapai target penghasil devisa kurang lebih USD 17 miliar di tahun 2018. Sehingga pada tahun 2020 mendatang ditargetkan akan menjadi sektor penghasil devisa tertinggi pertama setelah komoditas kelapa sawit.
Selain itu, kata dia, pariwisata menduduki posisi perolehan devisa negara di bawah komoditas kelapa sawit dan di atas minyak bumi dan gas.
Karenanya dalam kesempatan tersebut Menteri Pariwisata menegaskan, bahwa sektor pariwisata akan kembali diandalkan sebagai penopang perolehan devisa pada tahun ini. Sektor ini akan jadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia di 2019, yakni sebesar US$ 20 miliar atau naik sekitar 20% dari tahun 2018 yang sekitar US$ 17,8 miliar.
Diakui Arief Yahya, peningkatan devisa tersebut berasal dari target 17 juta wisatawan mancanegara yang tahun ini dipercaya bisa tumbuh 22% dari tahun lalu. “Pariwisata akan menghasilkan devisa paling besar,” katanya. (JUN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.