Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Tunggu Hasil Validasi, Dewan tidak Ingin Gaji K2 Malas

Sudirman DJ

Kota Bima,  Bimakini.- Belum dialokasikannya gaji honorer K2 di APBD Kota Bima 2019, dibenarkan Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Sudirman DJ, SH. Alasannya dewan tidak ingin terjebak menyetujui anggaran untuk insentif K2, sementara data yang diserahkan pemerintah tidak sesuai fakta.

“Kami memang menolaknya,  karena data K2 amburadul,  dewan juga tidak mau dong dipermasalahkan nantinya, ” tegas duta Gerindra ini.

Contoh kecil, kata dia, oknum ASN SE menerima gaji, namun tidak pernah bekerja kini jadi persoalan hukum.  Tentunya itu menjadi pelajaran bagi dewan, sehingga menolak pengajuan anggaran untuk K2 saat pembahasan ditingkat Banggar.

“Masalah SE saja sekarang jadi persoalan hukum,  dewan juga tidak mau kejadian sama,  makanya dewan mememinta pemerintah lakukan validasi ulang data K2,” pungkas DJ sapaan akrabnya.

Karena pihaknya menemukan tenaga honorer sudah bertahun-tahun  meninggalkan tugas,  saat dengar adanya gaji Rp 1 juta kembali aktif lagi.  Contoh ada yang ikut suami keluar daerah dua tahun sekarang kembali lagi.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kemudian disalah satu SD berada di luar daerah, namun absensi lancar.  Setelah diselidiki ternyata orang tua bersangkutan juga guru di sekokah itu.

Termasuk ada yang berkomentar di media,  ngotot menuntut insentif Rp 1 juta,  sementara berbulan -bulan meninggalkan tugas.  “Ini adalah sebagian kecil contoh bahwa memang data K2 amburadul,  sehingga perlu dilakukan validasi ulang.  Tujuannya hanya satu,  dewan dan pemerintah mau memberikan insentif Rp 1 juta pada honorer K2 memang aktif dan bekerja,  bukan pada pemalas dan sering meninggalkan tugas,” tegasnya.

Apalagi jumlah K2, kata dia,  tidak jelas,  bukannya berkurang malah bertambah. Padahal sepengetahuannya ada yang telah lulus ASN,  ikut suami dan keluarga ke keluar daerah, sakit,  tetapi jumlahnya masih sama saja.

Untuk itu, menurut DJ perlu validasi,  apalagi jumlah uang rakyat harus digelontorkan itu sangat besar,  sampai angka Rp 20 miliar lebih setiap tahunnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Tambah DJ,  menanggapi bahwa insentif Rp 1 juta adalah visi dan misi Wali dan Wakil Walikota dibantahnya.  Bahwa gaji Rp 1 juta bukan visi dan misi, tapi janji politik.  “Bedakan hal tersebut,  karena kalau bicara janji politik dan visi -misi  lebih penting realisasikan visi dan misi,” jelasnya.

Karena, kata dia, Pemkot bekerja bukan hanya kepentingan K2, tapi kepentingan masyarakat secara menyeluruh. (DED)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Pupus sudah harapan para pegawai honorer kategori dua atau K2 serta non guru, untuk dicairkan insentifnya sebelum lebaran Idul Fitri ini....

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Untuk menjawab persoalan insentif honorer K2 yang tertunda, Ketua Komisi I DPRD Kota Bima, Taufik HA Karim mendesak Sekretaris Daerah (Sekda)...

Pemerintahan

Kota Bima,  Bimakini.- Jani untuk memberikan haji Rp1 juta kepada pegawai honor di Kota Bima dinilai hanya sekedar janji manis. Bahkan terkesan ada upaya...

Pemerintahan

Kota Bima,  Bimakini.- Gaji Rp1 juta untuk honorer yang dijanjikan Wali/Wakil Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi, SE – Feri Sofiyan, SH adalah ketagori...