Kota Bima, Bimakini.- Ratusan pegawai RSUD Kota Bima baik ASN dan sukarela aksi mogok kerja, Senin (13/3) pagi. Imbasnya banyak pasien telantar, hingga terpasa dipulangkan.
Aksi mogok para tenaga kesehatan ini setelah uang Jasa Pelayanan (Jaspel) maupun insentif tidak kunjung dibayarkan oleh pihak manajemen RSUD Kota Bima sejak tahun 2018 lalu.
Pantauan BimaEkspres di lokasi pukul 09.00 wita, di ruangan IGD, tidak satupun petugas. Hanya sejumlah personel kepolisian terlihat melakukan pengamanan setelah adanya aksi mogok tersebut.
Sementara akibat aksi mogok kerja, ratusan pasien yang telah menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan dokter, urung diperiksa.
Kasmir, warga Kelurahan Jatibaru Barat, mengaku telah mendaftarkan diri di loket. Justeru ketikan anaknya mau diperiksa, tidak ada satupun perawat dan dokter.
“Puteri saya dalam kondisi sering batuk dan panas, tapi sampai 2 jam menunggu tidak ada pelayanan kesehatan yang dilakukan,” keluhnya.
Sementara itu warga lainnya, Siti Nurhayati Nurmi, warga Kelurahan Jatibaru Timur, mau mengecek darah. Tapi juga tidak bisa mendapatkan pelayanan, karena dokter dan tenaga medis yang memberikan pelayanan tidak ada. “Bukannya datang mau sembuh, justeru makan hati,” ujarnya kesal.
Akibat tidak ada petugas, RSUD Kota Bima ditutup sementara. Sedangkan pasien terus berdatangan untuk berobat. “Baru kali ini rumah sakit tutup saat jam kerja,” ujarnya.
Padahal Nurhayati sangat membutuhkan pertolongan bagi puterinya yang telinga kanannya mengeluarkan darah. Tapi kali ini pulang dengan rasa kecewa.
Sementara petugas RSUD Kota Bima enggan berkomentar soal aksi mogok tersebut.
Namun informasi berhasil dihimpun dilokasi, terhitung sejak Juli 2018 sampai saat ini pihak RSUD Kota Bima maupun Dikes tidak kunjung membayarkan jaspel yang menjadi hak petugas kesehatan. Imbasnya mereka akhirnya melakukan aksi mogok. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.