Bima, Bimakini.- Sungguh miris dialami Siti Darahi (62), warga RT 05 Dusun Melati, Desa Leu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasalnya janda dari almarhum M Sidik sudah puluhan tahun hidup di rumah bedek yang kini telah rubuh tiga hari lalu, Rabu (27/3).
Ironisnya, selama hidup tidak pernah mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) baik itu PKH, Rastra dan lainnya. Namun realita yang dialaminya hanya iming iming saja yakni selalu dijanjikan dapat bantuan. Untuk menyambung hidup, Nenek yang hidup dengan cucu nya itu mengais rejeki dengan menjual baju bekas.
Nenek Siti yang ditemui di kediamannya, mengatakan, selam hidup tidak pernah mendapat bantuan dalam bentuk apapun. Namun diakui dia, pernah dapat Rastra, itu pun dibagi dari jatah warga lainnya.
“Saya hanya dengar cerita terkait program Bansos. Tapi tidak pernah tercakup sebagai penerima manfaat,” ucapnya, Jum’at (29/3).
Kata dia, selain tidak pernah mendapat Bansos, hidup di sekitar bantaran sungai desa setempat selalu dihantui musibah banjir. Karena setiap musim hujan, banjir selalu menerpa hingga lantai rumah bedek yang menjadi tempat bersandar kerap kali becek karena lantainya dari tanah.
“Ketika intensitas hujan tinggi. Tidur tidak tenang karena selalu dihantui rasa kuatir datangnya banjir,” tuturnya.
Setelah gubuk tersebut rubuh, dirinya tidak berani tidur di rumahnya. Sehingga setiap malam harus tidur di serambi tetangga berselimutkan rasa dingin yang menggigil. “Saya trauma berada dalam gubuk. Sehingga alternatifnya tidur di serambi warga sekitar,” terangnya.
Dirinya berharap, dengan kondisi seperti ini supaya ada perhatian pemerintah. Sehingga susahnya tidak pernag mencicipi bantuan berlalu. “Semoga aja ada perhatian pemerintah. Sehingga bisa merasakan hidup lebih layak,” ungkapnya.
Warga setempat, realitanya, rumah bedek tempat tinggal Nenek Siti tersebut beberapa kali rubuh. Namun karena ada perhatian warga sekitar diperbaiki namun saat ini sudah rubuh lagi. “Dia tidak pernah dapat bantuan pemerintah. Hanya warga sekitar yang peduli,” ucap Syarifah.
Kata dia, sebelumnya pernah disurfei dan difoto oleh orang untuk dapat bantuan. Tapi karena alasan pekarangan tidak luas, bantuan tersebut kandas. “Nenek Siti pernah dijanjikan dapat bantuan. Tapi harapan itu pupus dengan alasan tidak jelas,” ceritanya.
Dirinya meminta kepada pihak pemerintah agar bisa membantu sekaligus mengalokasi anggaran bangun rumah bagi Nenek Siti. “Tapi sebelumnya, kita harapkan bantuan tenda darurat sebagai alternatif menunggu perbaikan rumah atau bangun baru,” harapnya. (YAN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.