Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, mengatakan bahwa fasilitator yang baik dan hebat, harus punya kemampuan untuk mendengar. Sukses tidaknya fasilitator, itu tergantung dari seberapa jauh dan panda dia mendengar keluhan masyarakat yang rumahnya rusak berat.
“Kita di NTB ini kadang-kadang kemampuan berbicara, kemampuan mengolah kata lebih tinggi dibanding kesadaran dan kerendahan hati untuk mendengar. Fasilitator harus punya ability to listen. Dan mendengar bukan hanya sekedar kata-katanya, tetapi yang paling penting adalah mendengar apa yang tidak diungkapkan oleh masyarakat. Insya Allah jika kita menghadirkan empati, pekerjaan kita jadi lebih ringan”, pesan Gubernur kepada para fasilitator saat memimpin apel fasilitator terpadu perbaikan rumah rusak ringan, sedang dan berat terdampak bencana gempa bumi di NTB, Sabtu (20/4/2019) lalu, di lapangan Sangkareang Kota Mataram.
Kalak BPBD Provinsi NTB, H. Mohammad Rum, mengatakan tujuan dari gelar apel fasilitator terpadu ini karena ada pelimpahan komandan lapangan fasilitator rumah rusak berat. Yang selama ini dalam manajemen Kementerian PUPR, per 1 April, sudah diserahkan Pemerintah Provinsi NTB. “Kami mengundang kembali para fasilitator rusak berat yang direkrut dari umum, orang lokal di NTB. Yang rusak sedang dan ringan hanya melanjutkan saja. Karena memang yang rusak sedang dan ringan dalam kendali Pemprov,” katanya.
Sesuai dengan arahan Gubernur NTB, tambah Kalak BPBD, fasilitator ini harus betul-betul mampu memfasilitasi keinginan hati dan perasaan masyarakat hingga nanti rumah mereka bisa terbangun kembali.
Dalam apel itu dilaksanakan penandatangan kontrak kerja fasilitator rumah rusak berat dengan pemerintah 7 kabupaten/kota di NTB. “Ada 800 fasilitator yang dilimpahkan dari Kementerian PUPR. Yang datang apel akan menandatangani perpanjangan kontrak kerja”, tandas Kalak BPBD. PUR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.