Kota Bima, Bimakini.- Rekapapitulasi hasil pemilihan Kecamatan Raba dua hari terakhir ricuh. Diduga jalannya perhitungan suara dilakukan tidak transparan oleh petugas. Lantaran saat rekap formulir plano, tidak ditempelkan.
Kericuhan terjadi sejak Sabtu malam Ahad (21/4) siang. Puncak ketidak puasan pendukung para caleg terjadi pukul 14.00 Wita. Puluhan warga merangsek masuk ke dalam ruangan perhitungan, hingga aparat sigap mengamankan.
Salah seorang warga, Samsul mengatakan, ada yang aneh dengan sikap penyelanggara pemilu tingkat kecamatan raba, termasuk PPK dan Bawaslu Kecamatan. Permintaan 14 saksi partai agar perhitungan membuka form plano hasil perhitungan tingkat TPS ditolak oleh PPK, panwaslu kecamatan dan saksi Partai Demokrat dan Nasdem.
Akhirnya warga ngamuk, walaupun kemudian disetujui oleh penyelenggara pemilu. Setelah dua hari dibahas, perhitungan akhirnya menempelkan form plano dilayar hingga bisa disaksikan oleh masyarakat. “Kan kita maunya ada transparansi, massa cara hitungnya tak ditempelkan saat proses hitung, padahal ga ada masalah,” ujar Samsul.
Dengan ditolaknya permintaan warga oleh penyelenggara pemilu menambah kecurigaan warga pelaksanaan hitung oleh penyelanggara, untuk itu dirinya pun berharap penyelenggara pemilu fair, buka dan hitung saja secara transparan agar tak terjadi keributan.
Saksi dari Partai Golkar, Sunardi membenarkan kejadian keributan saat perhitungan di tingkat Kecamatan Raba. “Iya memang ada keributan sudah dua hari, nanti saya akan sampaikan kekacauan terjadi, saat ini saya lagi mendengarkan perhitungan,” ujarnya singkat.
Sementara pihak Bawaslu Kota Bima, Asrul Sani belum dapat dikonfirmasi, dihubungi via telepon belum ada jawab. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.