Kota Bima, Bimakini.- Sejumlah para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Bima tidak puas dengan rotasi dan mutasi besar-besaran Rabu (15/5) kemarin di Paruga Nae Convention Hall. Diantara mereka ada yang ingin mengadukannya ke PTUN. Pemkot Bima pun siap pasang kuda-kuda akan reaksi para ASN tersebut.
Bahkan Sekretaris Daerah Kota Bima, Drs H Muhtar Landa, MH mempersilahkan kepada ASN yang mengaku menjadi “korban” untuk membawanya ke PTUN. “Jika dan atau merasa terdzolimi silahkan tempuh jalur hukum, ke PTUN. Yang jelas mutasi ini kami rasa sudah sesuai aturan dan tentunya kami bersama Baperjakat,” ucap tegas Sekda di ruangannya, Kamis (16/5) kemarin.
Yang harus diketahui dan maklumi para ASN dan semua pihak, kata Sekda, mutasi Rabu lalu ini adalah mutasi pertama terbesar selama kepemimpinan Walikota HM Lutfi SE dan Feri Sofyan, SH.
“Dan ini yang jelas adalah sekaligus pelantikan dan mutasi pertama terfenomenal atau apalah istilahnya. Jadi silahkan dimaklumi,” tukas orang nomor tiga di jajaran Pemkot Bima ini.
Ditegaskan Sekda mekanisme mutasi ini diakuinya sudah sesuai, dimana regulasi yang berlaku sudah mereka melewatinya seperti Baperjakat dan lainnya. “Masa tidak tahu mereka,” kilahnya diruangannya kemarin.
Informasi yang berkembang, mutasi besar-besaran Pemkot Bima Rabu lalu tanpa diketahui oleh Baperjakat dan konon ditangani sendiri oleh orang nomor satu di Pemkot Bima berikut juga tim-nya.
“Yang jelas mutasi ini adalah hak prerogatif seorang Wali Kota. Tentunya bnyak yang kecewa dan senang itu wajar. Sekali lagi silahkan tempuh jalur hukum jika merasa terdzolimi,” ucapnya berkali-kali.
Mutasi dan rotasi itu tegas Sekda secara berulang-ulang tentunya sebagai aksi walikota dalam melihat dan mencari teman untuk bisa untuk mendukung roda kepemerintahannya hingga selama lima tahun kedepan. (IQO)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.