Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, masih tetap menjajaki peluang kerjasama program beasiswa anak NTB untuk belajar ke luar negeri. Ke Malaysia, misalnya. Meski sudah menandatangani MoU dengan salah satu universitas di Malaysia, Gubernur masih tetap melakukan kerjasama dengan universitas lainnya.
Untuk ke Malaysia, pengiriman mahasiswa NTB kuliah S2 atau pascasarjana jumlahnya memang tidak terbatas. Bahkan kini ada kebijakan baru, yakni memberikan beasiswa bagi para aktivis untuk menempuh pendidikan S2 di Malaysia.
Hingga saat ini, Pemprov NTB telah bekerjasama dengan 18 universitas di Malaysia. Ada sekitar 120 mahasiswa NTB yang siap dikirim. Jumlah itu terjaring dari 253 yang lolos seleksi dari 400 pendaftar awal.
Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB, Sri Hastuti, mengatakan khusus untuk beasiswa aktivis ada kemudahan persyaratan yang diberikan. Yaitu, peserta tidak diwajibkan memiliki sertifikat keahlian bahasa.
“Cuma syarat utama yang harus dilampirkan para aktivis, mereka terdaftar sebagai anggota tetap dan anggota aktif di salah satu organisasi yang terdaftar, dengan melampiri surat pengantar dari ketua organisasi tempat aktivis bernaung,” jelasnya saat konferensi pers, di Mataram, Selasa (11/6/2019).
Dijelaskan Sri Hastuti, salah satu syarat kuliah di luar negeri sebenarnya harus memiliki keahlian berbahasa asing. “Tetapi untuk teman-teman aktivis, ada perlakuan khusus. Tidak ada syarat harus bisa berbahasa asing kepada mereka,” jelasnya.
Para mahasiswa NTB yang mengikuti program beasiswa belajar ke luar negeri, oleh Pemerintah NTB diberikan fasilitas mulai dari tahapan seleksi hingga biaya kebutuhan lain selama menjalani pendidikan di luar negeri. PUR
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
