Dompu, Bimakini.- Jika selama ini program Posyandu biasanya diintegrasikan dengan Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD), maka kini PKM Kecamatan Kempo mengintegrasikannya dengan Bank Sampah. Hal itu di ungkapkan Kepala Puskesmas Kecamatan Kempo, Faisal, SKM, Kamis (13/6).
Cara ini dinilai mampu mewujudkan program lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Selain Posyandu diintegrasikan dengan Bank Sampah dalam mengenakan biaya pengobatan kepada warga yang berkunjung untuk berobat, juga membolehkan warga membayar biaya pengobatan dengan sampah plastik.
Menurut Faisal sejak berdiri dan aktifnya Bank Sampah Plastik yang ada di Desa Taa Kecamatan Kempo, telah melakukan kesepahaman dalam bentuk MoU dengan Puskesmas. Terutama dalam jasa pelayanan kesehatan warga.
“Setiap pengunjung Puskesmas langsung menjadi nasabah Bank Sampah,” katanya seraya menambahkan warga hanya memperlihatkan sticker yang diterbitkan oleh Bank Sampah kepada petugas loket di Puskesmas.
Bagaimana cara pembayaran pasien ke Puskesmas? Kata Faisal, Bank Sampah akan berpedoman pada laporan petugas loket dari Puskesmas yang disampaikan setiap akhir bulan. Jadi berapa banyaknya jumlah pasien yang bawa sticker Bank Sampah sebesar itulah yang akan dibayarkan oleh Bank Sampah ke Puskesmas.
Katanya, integrasi antara Puskesmas dan Bank Sampah merupakan salah satu inovasi dan daya ungkit. “Ini telah mengubah perilaku masyarakat akan kebersihan lingkungan,” katanya.
Sejak adanya program itu kini tidak ditemukan lagi sampah yang berserakan di lingkungan masyarakat. Hingga saat ini dua desa yang sudah dideklarasi berstatus STBM yakni, Desa Kempo dan Desa So Nggaja.
Dalam waktu dekat akan dideklarasi empat desa berstatus STBM diantaranya, Desa Ta’A, Desa Konte, Tolo Kalo dan Doro Kobo. “Yang terenting adalah perubahan prilaku masyarakat,” katanya. (JUN)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.