Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Gunung Sangiang “Bersin”, Tiga Desa Terdampak Abu Vulkanik

Gunung Sangiang

Bima, Bimakini.- Sedikitnya tiga desa di Kecamatan Wera tepatnya di daerah sekitaran Gunung Sangiang, terdampak debu vulkanik akibat gunung yang pernah meletus terakhir tahun 2014 silam, kembali mengalami “bersin” selama beberapa hari belakangan ini.

Tiga desa terdampak dijelaskan Kepala Pos Pemantau Gunung Sangiang Junaidin, mulai di desa yang berada wilayah barat gunung seperti Desa Sangiang, Desa Tadewa dan Desa Oi Tiu yang berada di arah timur Gunung Sangiang.

“Sama di Sangiang darat yang utama berada disisi barat, timur dan utara gunung. Cuman debunya masih tipis dan ini murni karena dipengaruhi tiupan angin yang belakangan ini mulai besar,” jelas Junaidin kepada Bimakini.com Kamis (18/7) .

Puncak tersebarnya abu vulkanik Sangiang tukas Junaidin, yakni Rabu (17/7) serta beberapa hari sebelum hingga Kamis kemarin. Hanya saja, sebaran abu tersebut murni karena pengaruh tiupan angin yang kencang belakangan ini.

“Karena kalau untuk status gunung Sangiang ini masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Tidak ada perubahan sejak lama atau setelah meletus 2014 itu. Sekali lagi cuman pengaruh angin kencang saja,” tegasnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Itupun kata Junaidin dampak sebaran abu vulkanik tidak terlalu berpengaruh dan berbahaya seperti abu vulkanik tebal lainnya. “Jadi ya seperti angin saja, tipis sekali. Nah kalau Rabu kemarin agar besar,” ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan Junaidin, status gunung api yang dengan ketinggian 1949 Meter Di bawah Permukaan Laut tersebut, masih berstatus Waspada pada Level II. Status ini tidak pernah berubah pasca meletus 2014 silam hingga kini.

Sementara untuk arah angin hingga Kamis kemarin masih bertiup lemah hingga kencang ke arah barat. Dimana suhu udara mencapai 29-33 Derajat Celcius dengan kelembaban udara 46-64 % dan tekanan udara 0-0 mmHg.

“Untuk aktifitas kegempaan, dimana hembusannya berjumlah 42 dengan Amplitudo 4-28 mm dan dengan durasi 40-134 detik. Untuk tektonik jauh berjumlah 1 Amplitudo dari 14 mm, S-P 24 detik dengan durasi 77 detik,” bongkarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dia mengimbau kepada masyarakat di sekitar gunung Sangiang dan pengunjung ataupun wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari pusat aktivitas gunung.

“Serta agar mewaspadai bahaya aliran piroklastik dan tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas di daerah di antara Lembah Sori Wala dan Sori Mantau hingga mencapai pantai, serta pada  Lembah Sori Boro dan Sori Oi,” tutupnya. (IQO)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Pemerintah Desa (Pemdes) Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, bersama Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP)...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Pasca-gunung Sangiang Api mengalami “bersin” dan diikuti angin kencang hingga sebaran abu vulkanik mengarah ke sejumlah pemukiman warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Akibat gelombang tinggi yang menghantam kapal warga di Desa Sangiang, Senin (29/4) kemarin, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat mencatat pemilik kapal. Juga mendata...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Gelombang pasang yang menerjang pesisir Pantai Desa Sangiang Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Selasa (22/1) malam mengakibatkan ratusan rumah di Dusun Lasinta, Sarae...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bima, meliris data rumah yang terbakar di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Selasa (11/4/2017). Dari hasil pendataan, jumlah...