Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pemerintahan

Mari Jaga Kebersamaan dan Persatuan Bangsa

Staf Ahli Wali Kota Bima, Drs HM Farid, MSi, saat menerima cinderamata dari Rumah Cita.

Kota Bima, Bimakini.- Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, mengajak untuk menjaga  kebersamaan dan  persatuan bangsa pas-Pemilu 2019. Hal itu disampaikan Staf Ahli Wali Kota Bima, Bidang Sosbud dan Kesra, Drs HM Farid, MSi, saat acara Dialog Kebangsaan yang digelar Rumah Cita, di aula SMKN 3 Kota Bima, Senin (22/7/2019). Kegiatan dengan Tema Menguatkan Semangat Kebangsaan untuk Indonesia Maju (Refelkasi Pasca-Pemilu 2019) disertai dengan deklarasi Indonesia Damai dan Maju.

Narasumber dan peserta mendeklarasikan Indonesia Damai dan Maju. Poin deklarasi yakni, Bersama-sama seluruh elemen masyarakat Bima membangun sinergi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mewujudkan Bima yang aman, tertib dan damai dalam bingkai kesatuan NKRI.  Menjaga sikap toleransi, menciptakan kerukunan, menolak segala provokasi, konflik, hoax, radikalisme, terorisme, yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat damai serta harmonis.

Drs H M Farid, MSi menyampaikan, Wali Kota Kota Bima apresiasi Rumah Cita yang menggelar kegiatan ini. Selain untuk menambah wawasan tentang penyelenggaraan Pemilu, juga menjadi media silaturrahmi antara pemerintah dengan masyarakat.

“Pada bulan April lalu, kita bersama-sama  menjadi saksi sejarah dalam perhelatan politik akbar yang menentukan arah bangsa ini lima tahun ke depan,” ujarnya.

Lanjutnya,  Pemilu telah berlangsung sukses, aman dan terkendali, meskipun ada riak-riak kecil, namun itu bisa segera tertangani. “Lancar dan amannya  Pemilu menjadi kewajiban kita bersama – sama seluruh elemen bangsa ini. Pesta demokrasi telah usai, dan telah menghasilkan pemimpin yang akan menakhodai Indonesia selama lima tahun ke depan. Saat ini, yang perlu kita lakukan adalah menjaga kebersamaan dan persatuan bangsa, agar kita bisa mengisinya melalui berbagai kegiatan pembangunan yang nantinya akan berpengaruh  pada kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Dia juga mengajak untuk untuk memcermati konten medis sosial yang mengandung ujaran kebencian, politisasi sara, hoax dan fitnah. Jangan sampai masyarakat terpengaruh informasi keliru yang berdampak pada rusaknya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

“Justru harusnya kita semua bisa mengorganisir dan menebar kedamaian, informasi yang mendinginkan dan menyejukkan, untuk merajut rasa persaudaraan dan persatuan. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan serta semangat gotong royong di tengah-tengah masyarakat,” ajaknya.

Pada pemilu kemarin, kata dia, beda pilihan yang memungkinkan adanya amarah, serta sikap bermusuhan. “Maka dengan ada kegaiatn seperti ini mampu meretas serta meberikan energy postif di tengah-tengah masyarakat. Bapak walikota bima berpesan mari kita jaga harga mati NKRI serta memupuk rasa gotong royong lebih khususnya di Kota Bima,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Rumah Cita,  Muhamad Subhan, SPdI mengatakan, banyak hal tersisa dari proses politik Pemilu 2019 lalu. Dinamika yang begitu besar, seperti massifnya penyebaran Hoax terkait suku, ras dan golongan. “Namun, kita tidak boleh tenggelam dalam pengkotak-kotakan, atau larut dalam permusuhan  akibat perbedaan politik,” ujarnya.

Apa yang dilakukan oleh Rumah Cita, kata dia, adalah bagian  kecil dari energy positif untuk kita tebarkan bersama. Semua hal negatif yang terjadi selama Pemilu,  harus diakhiri.

Akademis/Puket III STKIP Bima, Muhammad Tahir Irhas menyampaikan, masyarakat merupakan identitas yang terlembaga dalam memilih hak politiknya. Pemilu legislatif kemarin masih diwarnai dengan kecurangan dimana tersebarnya money politik dikalangan masyarakat.

“Pada Pemilu lalu semua sudah punya pilihan. Jadi bukan hanya sentimen politik, tapi keyakinan akan masa depan bangsa yang terletak pada kesesuaian pilihan,” ujarnya.

Namun, menurutnya, ada pesimisme akan politik masa depan, dimana Parpol tidak berfungsi sebagaimana mestinya. “Meskipun pemilu sudah selesai, namun masih menyisakan banyak hal. Apakah akan berkembang, tergantung legislatif dan presiden untuk dapat menunjukkan keberpihakan kepada rakyat,” ujarnya.

Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Bima, Taufikqurahman,ST,MT menyampaikan, Islam sebagai agama mayoritas di NKRI mengambil bagian dalam  menjaga keutuhan kesatuan. Peran tokoh agama tidak mungkin bisa berjalan baik, tanpa ada peran dari elemen lainnya.

Namun, apa gunanya tokoh agama bicara, jika yang lain tidak mau mendengarkan. Islam hadir ditengah bangsa ini karena punya bagian di tengah bangsa ini. Namun   ironisnya, Islam distigmakan negatif. “Yang menjadi persoalan kekinian adalah masalah perseorangan sehingga mereka membawa nama kelompok, Islam tidak mengenal kepentingan perseorangan karena Islam merupakan agama rahmatanlillalamin,” ujarnya.

Kesultanan Bima, kata dia, yang sudah melaksanakan syariat Islam, melebur dalam NKRI. Peran ini dilakukan oleh tokoh-tokoh agama. Tidak hanya kesultanan Bima, namun kesultanan lainnya juga. “Jika ada kelompok tertentu yang islamophobia, maka bukan dengan Islamnya, tapi oknumnya. Islam datang agar tidak terjadi ketimpangan. Agar terwujud kesejahteraan. Maka semua akan nyaman, tidak akan saling ganggu.

Anggota DPRD Kabupaten Bima, Syaifulah Sufi mengatakan, Pemilu 2019 merupaka pemilu yang tidak sehat. Dimana terjadi kecurangan dan ketidakadilan. “Pemilu serentak tahun 2019 merupakan pemilu yang paling terburuk dalam sejarah Indonesia dimana media banyak terlibat dalam dukungan politik, juga lembaga. Serta Pemilu ini banyak memakan korban, khususnya penyelenggara,” ujarnya.

Kasdim1608 Bima, Hardani menyampaikan, penting terciptanya keamanan di masyarakat. Sebelumnya ada kerisauan akan dinamika politik Pemilu 2019. “Terciptanya keamanan di tengah masyarakat, maka akan lahir kesatuan dan persatuan untuk menjaga NKRI,” pungkasnya. (IAN)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemilu Serentak 2024

Bima, Bimakini.- Peran pemantau Pemilu dalam suksesnya Pemilu Serentak 2024 sangat penting. Ini untuk menjamin, proses pemilihan yang akan berlangsung Rabu 14 Februari 2024...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Rumah Cita meluncurkan Program Merayakan Ahad Ceria (Mecia). Program ini sebagai desain pendidikan alternatif bagi anak-anak di Karumbu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima....

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Rumah Cita dan Bima Bagus menyelenggarakan kegiatan diskusi publik refleksi hari sumpah pemuda dengan tema “Pemuda, Radikalisme, Aktor Perdamaian dan Motor...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Rumah Cita, akan menggelar dialog Kebangsaan dan Keummatan untuk Indonesia Maju, Senin (22/7) di aula SMKN 3 Kota Bima. Kegiatan itu akan...

Opini

Oleh : Muhamad Yunus A Jalan untuk meniti harapan perbaikan masa depan masyarakat, daerah, bangsa dan negara, salah satunya melalui pemilu atau pilkada. Hal...