Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Berkat Sentuhan BTPN Syariah, Usaha Kerajinan Gerabah di Desa Waduwani Kian Menggeliat

Salah seorang perempuan pengrajin gerabah di Waduwani.

Bima, Bimakini.- Sejumlah perempuan di Desa Waduwani, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, NTB, terlihat sibuk memola tanah lihat menjadi gerabah. Mereka  terlihat sangat bersemengat, mulai pagi hingga sore.

Diantara mereka  ada yang paruh baya. Namun semangat  mereka untuk  bekerja sangat tinggi.  Membuat kerajinan gerabah, menjadi mata pencaharian yang masih menjanjikan.

Semua itu karena sentuhan dari BTPN Syariah yang menyasar  perempuan prasejahtera. Kini mereka sudah menikmati keuntungan dari menjadi nasabah bank ini, bahkan memanen untung setiap pekan.

Fatmah (45) adalah ketua kelompok usaha kerajinan gerabah  di Waduwani.  Dia menjadi penyemangat bagi anggotanya.

Sekarang ada 30 anggota kelompok yang menggarap usaha gerabah. Mereka awalnya mengenal BTPN Syariah sejak 2014. Kini usaha mereka berkembang, setelah mendapatkan modal.

Awalnya Fatmah mengaku tidak memiliki penghasilan yang mencukupi. Apalagi kini menjadi tulang punggung keluarga bagi tiga anaknya, karena sang suami sudah meninggal.

Dia beruntung ketika diajak menjadi nasabah  BTPN Syariah, apalagi diberi kemudahan. Tanpa ada jaminan, dia mendapatkan modal, hanya dengan fotokopi KTP dan Kartu Keluarga (KK). Selama ini akses perbank-kan bagi orang sepertinya seolah mustahil. “Awalnya pinjaman saya dua juta,” ujarnya, beberapa waktu  lalu.

Awalnya dengan modal itu, berjualan barang kelontong. Berjalam 1,5 tahun tidak menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga kembali ke profesi awalnya sebagai pengrajin gerabah. “Awalnya hanya membuat celengan, sekarang sudah banyak ragamnya,” ujarnya.

Dia mengaku kini membantu anggota kelompok untuk menjual hasil gerabah. Di pasarkannya tidak hanya di Tente, namun juga Sila dan Dompu.

Kini dalam sepekan, dia mendapatkan penghasilan Rp1,5 juta. Kini berkeinginan untuk memiliki kendaraan pic up atau bak terbuka. Tujuannya untuk memudahkan pemasaran ke pasar.

“Selain itu memudahkan untuk mengangkut bahan baku, termasuk jika di jalan menemukan ada tumpukan jerami di buang, bisa diangkut untuk pembakaran gerabah,” ungkapnya.

Dia berharap pihak bank dapat mewujudkan mimpinya. “Sejak 2014 saya sudah lima kali pengambilan. Kini anggota kelompok 30 orang, awalnya hanya lima,” ujarnya.

Meski ada modal diberikan BTPN Syariah, namun tidak akan dapat seperti ini, juga tidak diberikan dampingan. Bahkan sebelum menerima dana, mengikuti “sekolah” selama tiga hari.

“Pertama tertarik mau coba, ingin tahu, setelah itu sekolah, belajar tentang program BTPN Syariah. Belajar tentang manfaatnya,” ujarnya.

Berkat kerja keras dan keberaniannya dalam berusaha, sehingga kini  pinjamannya Rp 8 juta. Bahkan dirasanya tidak cukup, karena ingin membeli kendaraan Pic Up. “Di BTPN Syariah, kami diajarkan berani berusaha, disiplin, kerja keras, solidaritas. Ini menjadi  kunci keberhasilan,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, ada keuntungan yang diperoleh, tidak ada jaminan, hanya aturan, juga ada asuransi.

Manfaat menjadi nasabah BTPN Syariah, tidak hanya dirasakan oleh Fatmah, namun juga Nuryatin, warga Desa Timu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Nuryatin sendiri memiliki usaha kue kering khas Bima.

Usaha pertama masih terolong kecil, sementara di lingkungannya banyak butuh  pekerjaan. Dia pun beruntung dapat mengenal  BTPN Syariah melalui petugas pendamping yang datang. Awalnya hanya kenal bank subuh,” ujarnya.

Diawal, kata dia, pada 2014 mendapat pinjaman Rp5 juta, selanjutnya bertambah menjadi Rp10 juta. “Pertama dengan tiga karyawan. Bahkan saya mengajak karyawan untuk ambil di BTPN Syariah karena syaratnya mudah dan meminta mengajak orang lain juga, sehingga terkumpul 13 orang anggota. Semua dapat pinjaman, nilai bervariasi. Ada 3 juta dan 4 juta,” ujarnya.

Dia sendiri sekarang dapat pinjaman Rp20 juta. Ada  juga anggotanya  mendapat Rp20 juta. “Anggota usahanya beda-beda. Sejauh ini belum ada kendala dan semua berjalan lancar,” bebernya.

Sebelum mendapat pinjaman, kata dia, sehari hanya Rp500 ribu, sekarang Rp3 juta per hari. Meskipun pemasaran masih wilayah Bima dan Dompu.

“Rencana pemasaran sampai Lombok, bahkan di Sumbawa sudah ada permintaan sampai 10 juta,” ujarnya.

Communication Head BTPN Syariah Pusat,  Ainul Yaqin  menjerelaskan, BTPN Syariah sampai saat ini menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif, yang biasa disebut ‘unbankable’. Melayani segmen tersebut adalah tantangan sekaligus peluang. Karenanya, BTPN Syariah senantiasa membangun produk dan layanan yang paling tepat sesuai kebutuhan mereka.

Dengan hanya memiliki 25 cabang di seluruh Indonesia, 41 Kantor Fungsional Operasional, namun bank memiliki hampir 12.000 karyawan yang melayani langsung ke sentra sentra nasabah di hampir 70% total kecamatan di Indonesia. Pola jemput bola ini bertujuan untuk mengajarkan 4 perilaku unggul nasabah yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), yang dilakukan oleh karyawan yang sebagian besar adalah lulusan SMA yang telah dilatih dengan tepat, sebagai Community Officer Bank.

Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menempatkan dana mereka di BTPN Syariah. Nasabah pendanaan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 3,6 juta nasabah aktif (total penerima pembiayaan sejak 2010 telah mencapai lebih dari 5 juta).

Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, diantaranya probabilitas kembali ke garis prasejahtera, penurunan persentase anak bersekolah, peningkatan kemampuan mencicil pembiayaan dan menabung. Ini menunjukan program pembiayaan BTPN Syariah memberikan dampak untuk peningkatan pendapatan keluarga prasejahtera. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, serta  mudah dalam pengimplementasiannya yaitu PPI (Poverty Probability Index) dari IPA (Inovative for Poverty Action).

Keyakinan untuk ‘Do Good Do Well’ (berkinerja baik sekaligus memiliki dampak sosial yang nyata) inilah, yang membuat seluruh insan di BTPN Syariah memiliki satu identitas yang sama, yaitu #bankirpemberdaya. (IAN)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Pemerintah Kota Bima mendapatkan bantuan perahu wisata dari BTPN Syariah. Penyerahan bantuan di Pantai Lawata Kota Bima, Kamis (16/7). Bantuan diterima...

Pendidikan

Mataram, Bimakini.- SD Aisiyah 2 Banjar, Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), kini berubah jauh pascagempa di Lombok, 29 Juli 2018. Bangunan yang sebelumnya...

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Tiga nasabah BTPN Syariah Bima, tidak dapat membendung  rasa haru, setelah mendapatkan hadiah ibadah Umrah ke tanah Suci Makkah. Mereka adalah...