Connect with us

Ketik yang Anda cari

NTB

Delapan Pengungsi Kerusuhan Wamena Tiba di NTB

 

Mataram, Bimakini.- Sebanyak delapan pengungsi kerusuhan Wamena, Papua, tiba di NTB. Kedatangan mereka disambut langsung Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Dra. T. Wismaningsih Drajadiah bersama Kepala Kesbangpoldagri Provinsi NTB, H. Muhammad Rum dan dari pihak Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah, di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid, Jum’at (4/10/2019) sore.

Wismaningsih mengatakan pemulangan warga NTB dari Wamena, merupakan tahap pertama yang dilakukan pemerintah dengan jumlah delapan orang, berasal dari Lombok Tengah dan Lombok Timur. Sebelumnya telah ada 30 orang yang pulang secara mandiri atau dijemput keluarga.

Dijelaskannya, pulangnya delapan orang ini berarti sudah 38 orang yang sudah pulang. Dengan demikian masih ada 77 orang dari Kabupaten Bima, kemudian 4 orang dari Sumbawa dan 3 orang dari Kabupaten Dompu.

Total semua yang mau pulang sebanyak 105 orang, sedangkan 55 orang warga NTB di Papua tidak pulang karena dalam keadaan aman. Mereka adalah petugas negara, ada yang berprofesi sebagai TNI, POLRI dan ASN di Wamena, Papua. Mereka merupakan orang-orang yang ikut membatu dalam proses pengamanan dan pemulangan warga NTB.

Ia menjelaskan, dari total 105 orang yang pulang tersebut adalah sipil atau masyarakat biasa. Total jumlah tersebut dikurangi 8 orang yang pulang hari ini, maka sisa warga NTB yang akan pulang menjadi 97 dan masih di Wamena.

Sisa tersebut akan dipulangkan pada tahap kedua, yakni pada hari Minggu sebanyak 50 orang. Sedangkan hari Senin, 27 orang tetapi mereka langsung ke Kabupaten Bima. Diperkirakan lagi sekitar 10 orang menunggu giliran untuk dipulangkan, karena baru kemarin sore bisa turun dari Wamena.

Wismaningsih memastikan bahwa semua warga NTB di Wamena, dalam kondisi baik dan sehat. Untuk itu Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan Yonif 571, yang telah sangat baik dalam melayani warga NTB yang ada di Papua.

Sementara itu, Hikmatul Uliyah, salah satu dari warga NTB yang pulang, dan berasal dari Desa Kerongkong, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, mengaku sangat bahagia dan lega karena sudah berada di NTB.

Ia menuturkan bahwa kejadian kerusuhan di Wamena, tidak membuatnya trauma. Ia pulang bersama anak balitanya dan mertuanya. Sedangkan suaminya masih tatap tinggal di Papua, di tempat yang aman.

Uliyah yang berprofesi sebagai guru honorer sekolah dasar di Wamena mengatakan, akan kembali lagi ke Wamena ketika situasi dan kondisi di sana sudah benar-benar kondusif.

Ia menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses pemulangannya ke NTB.

Usai dilakukan penyambutan oleh pihak Dinas Sosial Provinsi NTB, selanjutnya dilakukan proses serah terima kepada Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur. Selanjutnya dilakukan pemulihan, apabila terdapat gangguan psikis akibat trauma dan lainnya, dengan melibatkan peran serta dari keluarga masing-masing. PUR

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Isak tangis mewarnai kepulangan korban konflik di Wamena Papua saat berada di kampung halaman, Ahad (6/10). 25 warga Desa Rade Kecamatan Madapangga...

NTB

Mataram, Bimakini.- Sebanyak 50 warga Bima dilaporkan siap diterbangkan hari ini, Ahad (6/10/19), melalui Bandara Wamena menuju Bima via Makassar. Sesuai jadwal, pukul 07.45...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Fendy salah satu warga Bima yang berada di Jayapura Papua, mengatakan kondisi saat ini mulai kondusif. Masyarakat Bima di Wamena sudah dievakuasi...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, SE mengutus Kabid Bidang Jaminan dan Sosial (BJS) Dinsos Kabupaten Bima, Rizal Mukhlis, untuk berangkat ke...

NTB

Mataram, Bimakini.- Sebanyak 159 warga NTB yang kebanyakan sudah berada di Jayapura, kini tengah menanti proses evakuasi. Mereka menunggu ketersediaan pesawat yang akan menerbangkan...