Connect with us

Ketik yang Anda cari

NTB

Ketua MUI: Halal Tourism adalah Cara Hidup dan Layanan Wisata Berstandar Halal

 

Prof. KH. Ma’ruf Amin

Mataram, Bimakini.- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. KH. Ma’ruf Amin, mengatakan wisata dalam perspektif halal bukan objek wisata yang diubah menjadi halal, tetapi halal yang dimaksud adalah penyediaan pangan yang disajikan dalam restoran, ketersediaan tempat ibadah dan hotelnya dapat memiliki standar kehalalannya.

“Jika itu tersedia maka orang yang berkunjung ke NTB merasa nyaman dan menyenangkan. Jadi tidak akan pernah merubah alamnya atau objek wisata lainnya. Tetapi layanannya yang kita beri kehalalannya. Dan MUI akan terus menopang perkembangan industri halal di Indonesia, terutama di NTB yang sedang giat mengembangkan wisata halalnya,” ungkap Kiyai yang juga sebagai Wakil Presiden RI terpilih pada pembukaan The Internasional Halal Tourism Conference di Mataram, (10/10/2019).

Kehadiran Wapres terpilih tersebut didampingi Menteri Pariwisata, Arif Yahya, Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, Governor of bank Indonesia, Perry Warjiyo, Steering Committe internasional halal conference, Muhyidin Junaidi, Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Sutan Emir,
Ceo cressentrating Asia, M. Fazal Bahardeen serta bebera pejabat pemerintah lainnya.

Konferensi Wisata Halal Internasional dengan mengusung tema “Halal is Our Way of Life” atau halal adalah cara hidup kita merupakan isu yang diangkat oleh Majelis Ulama Indonesia agar dapat mengembangkan wisata halal di Indonesia. Salah satunya, kata Kiyai adalah destinasi wisata di Provinsi NTB yang telah dinobatkan sebagai “World’s Best Halal Tourism Destination dan World’s Best Halal Honeymoon Destination” pada tahun 2015 lalu.

“Upaya kita untuk memoles destinasi wisata halal agar lebih indah. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri dan memiliki keunikan dibanding wisata daerah lain. Tentu dengan standar halal dalam makanan dan minuman dipastikan sudah memenuhi standar halal internasional,” tuturnya

Sedangkan fasilitas penunjang halal tourism, katanya, Kementerian Pariwisata akan terus membenahi. Seperti restoran, hotel, travel dan fasilitas penunjang lainnya. Sehingga orang datang ke Indonesia dan NTB merasa aman dan nyaman. Apalagi NTB punya Islamic Center yang ditetapkan sebagai ikon wisata religi dan sebelumnya telah dilaunching lampu hias yang menambah keunikannya. Ini merupakn ikon menarik bagi pengembangan wisata halalnya.

Selain itu, Kiyai mengatakan lebih dari 50 lembaga sertifikasi halal dunia mengacu pada standar MUI. Karena itu, MUI telah banyak memberi pengakuan kepada lembaga halal di luar negeri. Diantaranya, Sincung halal for Taiwan. Lembaga tersebut merupakan lembaga yang mewakili MUI di Taiwan. Selain di Taiwan, ada juga di negara Korea dengan nama ‘ Ini Halal Korea’. Untuk itu, MUI memiliki kepentingan untuk mengembangkan halal tourism bersama dengan kementerian pariwisata. PUR

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

NTB

  Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, mengatakan bahwa soal halal tourism tidak boleh direduksi maknanya sebatas halal tourism saja. Namun, konsep halal tourism...

NTB

Mataram, Bimakini.- Wakil Gubernur (Wagub) NTB, H Muh Amin, SH, MSi, meluncurkan dan meresmikan Desa Buwun Sejati sebagai desa wisata yang bertajuk alam terbuka...

NTB

Mataram, Bimakini.- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meluncurkan aplikasi yang memudahkan wisatawan untuk menemukan letak Mesjid, rumah makan dan destinasi wisata terdekat. Aplikasi tersebut...

NTB

Mataram, Bimakini- Halal tourism sebagai branding pengembangan pariwisata NTB, menjadi magnet bagi daerah lain untuk belajar mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya, khususnya bagi daerah-daerah yang...