Connect with us

Ketik yang Anda cari

Jalan-jalan

Air Terjun Oi Panihi, Nasibmu Kini (1)

  • Air Terjunnya Tujuh  Tingkat, Jalannya Mulai Tertutup

Air terjun di Oi Panihi yang terasa sejuk.

Bima, Bimakini.- Kabupaten Bima memiliki banyak destinasi wisata menarik, bahkan menjadi “surga” bagi para pengunjung. Salah satunya yang berada sekitar lingkar utara Gunung Tambora. Sejumlah air terjun disana cukup indah dan mempesona, hanya saja ada salah satu yang jarang dijamah. Namanya air terjun Oi Panihi yang ada di Desa Sori Panihi, bagaimana kondisinya terkini?

untuk menuju air terjun ini, pengunjung harus banyak bersabar. Pasalnya, selain lokasinya cukup jauh dan medannya cukup sulit, keberadaan ada air terjun tergolong jarang diketahui warga.

Terlebih warga lokal sekalipun. Mereka hanya mengetahui lokasi nya saja, namun tidak mengetahui pasti titik pasti lokasi air terjun yang cukup indah tersebut. Konon, air terjun ini memiliki tujuh tingkatan dengan ketinggian berbeda-beda.

Hanya saja jarak dari satu tingkat ke tingkat air terjun lainnya cukup jauh, hingga warga dan para pengunjung jarang yang mampu menjelalajahi panorama alam di lingkar utara Gunung Tambora tersebut.

Untuk menuju ke lokasi ini, Pokdarwis yang terdiri dari warga sekitar, sudah dipasangkan plang selamat datang dan menuliskan jarak dan lokasi pastinya. Hanya saja, karena lokasinya yang tergolong pekik, hingga jarang dikunjungi warga, lebih-lebih pengunjung dari jauh.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Keberadaan air terjun ini memang tidak setenar dan seindah Air Terjun Oi Marai dan Air Terjun Bidadari, yang belakangan ini cukup viral dan banyak kunjungi wisatawan hingga mancanegara. Karena, selain dekat dengan jalan juga mudah dijangkau oleh warga dan para pengendara baik roda dua bahkan roda empat. Hal itu juga dikarenakan, kerap “disentuh” oleh pemerintah lantaran disediakan berbagai fasilitas menarik lainnya.

Sementara, di air terjun Oi Panihi, selain harus melewati jalan sekitar 3 kilometer, jalannya mulai tertutup oleh tanaman liar. Terlebih jalurnya sudah mulai berlubang dan menyempit karena derasnya air saat musim hujan.

Belum lagi untuk menuju titik pusat air terjun, pengunjung harus berjalan kaki sekitar satu kilometer lagi. Jalannya pun sudah mulai tidak nampak dan sudah setapak karena tertutup tanaman liar dan dedaunan.

Tidak heran pengunjung harus membuat dan mencari jalur sendiri yang lebih aman agar menuju air terjun. Belum lagi jalur yang curam dan licin jika melewati tumpukan bebatuan sekitarnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Duuuh kyaknya masih jauh ini. Tidak ada tanda-tanda suara air terjun,” keluh salah satu pengunjung, Anton warga asli Lombok Sabtu lalu, yang berkunjung bersama teman-temannya yang diberi nama Ekspedisi Penikmat Alam Tambora (Ekspat).

Dari jalan raya, pengunjung harus menempuh jalur sekitar 2,5 kilometer. Dari jalur ini bisa dilalui sepeda motor dan roda empat. Hanya saja jalurnya sudah mulai tidak berbentuk. Kemudian setelah di  bangunan yang terdapat berugak atau gazebo, pengunjung harus memarkirkan kendaraannya disana.

Pengunjung harus berjalan kaki dijalur nan terjal dan sudah setapak karena benar-benar dikarang dilewati. Petunjuk seperti tangga penurunan yang difasilitasi kayu penyangga pun sudah mulai lapuk dan tidak nampak lagi. Untuk itu, harus tetap berhati-hati agar tidak terpeleset dan kesasar.

Setelah berjalan kurang lebih setengah jam lamanya, pengunjung langsung bisa menikmati indahnya air terjun Oi Panihi. Ketinggian air terjun ini setinggi kurang lebih 50-an meter dan air lumayan deras dan jua dingin.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Untuk ukuran air terjun di musim panas gini, airnya lumayan besar. Dibandingkan dengan air terjun lainnya,” ujar pengunjung lainnya bernama Agus.

Air terjun ini tergolong indah dan airnya cukup dingin. Belum lagi ditambah dengan rindangnya pepohonan sekitar yang menambah ademnya suasana sekitar. Serta kolam atau kubangan jatuhnya air terjun cukup luas dan mendukung untuk menggoda pengunjung untuk menikmati air terjun tersebut.

“Rugilah kalau kita ga mandi disini. Percuma udah jauh-jauh jalan sementara kita ga nikmati sejuk dan dinginnya air ini,” ujar Agus dan rekan lainnya Zoin. (Ikra Hardiansyah/Bersambung)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.-  Seorang pendaki di Kawasan Taman Nasional Tambora, memetik bunga Edelweiss tepatnya di Puncak Jalur Pendakian Piong, Kabupaten Bima. Pendaki tersebut mengunggah fotonya...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  September ceria. Sepertinya cocok buat menggambarkan kegembiraan para pendaki yang sudah lama ingin menggapai puncak Gunung Tambora. Jika tidak ada kendala, pendakian...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Kepala Kantor Balai Taman Nasional (TN) Gunung Tambora, melalui Kepala Resor Piong Sabaruddin, Shut, menejaskan, bahwa jalur pendakian di gunung Tambora belum...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Taman Nasional (TN) Gunung Tambora sebelumnya ditutup karena pendemi Covid – 19. Kini Kantor Balai Taman Nasional Gunung Tambora (TNGT), membuka kembali...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Setelah diberlakukannya normal baru (New Normal), Jalur pendakian dan destininasi wisata air terjun bidadari Oi Marai Gunung Tambora kembali dibuka, Selasa (7/7)....