Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Warga Tanam Pohon Pisang Ke Arah Rumah Wali Kota Bima

Kota Bima, Bimakini.- Ruas provinsi NTB yang menuju kediaman Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi yang berada di Jalan Gajah Mada, terpaksa ditanami warga sekitar dengan pohon pisang. Pasalnya kata warga, jika jalan tersebut diguyur hujan akan berubah bak sungai, badan jalan pun nyaris tidak berfungsi karena dipenuhi air.

Warga RT 12 RW 04, Kelurahan Penaraga seperti H Qurban mengaku, cukup merasakan dampak dari luapan dari luapan saluran irigasi persawahan diperbatasan Kelurahan Penaraga tersebut.

“Air meluap ke semua jalan bahkan kadang merembet ke rumah warga. Apalgi diteras tinggi sekali airnya,” keluh Qurban kepada wartawan.

Warga lainnya, H Arifin mengaku penyebab melubernya air disaluran, lantaran adanya pipa PDAM yang memalang deker dan gorong yang melintasi saluran irigasi.

“Ini nak pipa yang menghalangi air disaluran irigasi. Air tidak lancar karena ada pipa PDAM yang membatasi gorong-gorong itu,” tunjuknya diamini rekannya H Qurban.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Nyaris setiap hujan atau saat para petani menyalurkan air yang bersumber dari DAM Satampa cerita keduanya, alur jalan ini digenangi air. Akibatnya air hingga masuk ke rumah warga sekitarnya.

Pihaknya menawarkan solusinya, jika pipa PDAM dirubah posisinya agar tidak lagi menghalangi gorong-gorong saluran irigasi.

Sementara pada pemerintah, warga meminta memerhatikan kondisi dijalur jalan Gajah Mada tersebut.

Sebab ungkap mereka, jika tidak segera diatur kembali saluran irigasi yang tersumbat itu, maka saban hari air pasti meluap ke jalan raya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Pemerintah Kota Bima juga segera turun tangan, jangan biarkan air terus meluap masuk hingga kerumahnya kami, “harap H Arifin seraya menjawab yang menanam pisang itu H Yusuf, petugas irigasi. (IKR)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait