
Para Santri yang mengikuti Wisuda Akbar Hafidz Quran 2019 di Paruga Nae Convention Hall, Ahad (8/12).
Kota Bima, Bimakini.- Wisuda Akbar Hafidz Quran 2019 se Kota dan Kabupaten Bima, Ahad (8/12) di Paruga Nae Convention Hall, diwarnai suasana haru. Moment haru itu ketika santri yang diwisuda menyematkan mahkota emas pada orang tuanya.
Bahkan orang tua terharu bangga, bahkan hingga menangis. Demikian juga dengan santri terlihat larut dalam keharuan dengan orang tuanya. Karena untuk mengikuti wisuda tersebut, penuh perjuangan.
Wisuda para penghafal quran itu digelar oleh Rumah Tahfidz Quran (RTQ) Ilmi, Yayasan Ilmi Bani Mas’ud Kota Bima. Namun, peserta yang diwisuda tidak hanya santri RTQ Ilmi, namun juga dari Pondok lainnya, termasuk mahasiswa.
Pembina RTQ Ilmi, Ustadzah Nelly Ilmi Qoth’iyah, SPsi, MPsi, mengatakan, ada sekitar 100 peserta yang ingin mengikuti wisuda ini. Hanya saja setelah melewati seleksi, 58 orang yang dapat mengikutinya. “Mereka yang mengikuti wisuda inilah yang menjadi pilihan,” ujarnya.
Ada juga peserta dari Kecamatan Wera, kata dia, berkeinginan mengikuti ujian seleksi, hanya saja dalam perjalanan mengalami kecelakaan. “Semoga langkahnya mendapat catatan pahala, karena ingin mengikuti ujian tahfidz quran,” ungkapnya.
Diingatkannya, agar orang tua santri agar tetap dappat menjaga hafalan anaknya. Tanggungjawab tidak hanya pada RTQ, namun juga motivasi dari orang tua.
Dia meminta agar orang tua di rumah dapat menjadi contoh bagi anaknya. Termasuk tidak memanjakan anak untuk bermain hanpdhone. “Nikmat anak bisa menghafal alquran itu luar biasa dan dan sangat besar. Perjuangan menjadi lenghafal alquran tidak semudah di belajar sekolah,” pesannya.
“Menjadi penghafal Alquran itu bagaimana setiap nafasnya selalu hafal. Santri bukan hanya dititipkan, agar lancar perlu peran orang tua. Kami hanya sebagai mendorong dan memotivasi. Jangan sampai nanti hilang hafalannya, harus dapat dijaga, hingga yaumil qiyamah,” ungkapnya. (IAN)
- 1.9KShares