Kota Bima, Bimakini.- Sikapi keluhan warga atas kelangkaan gas elpiji 3 Kg, Komisi II DPRD Kota Bima menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Bagian Perekonomian Setda Kota Bima.
Rapat digelar di ruang Komisi II, Rabu (15/1) Pukul 10.00 Wita. Persoalan kelangkaan elpiji berdasarkan adanya laporan dan pengaduan kelompok masyarakat serta Penjelasan adanya kegiatan operasi pasar elpiji 3 kg di Lapangan Serasuba.
Menanggapi hal tersebut, Kabag Ekonomi Setda Kota Bima, Ruslan, SE di depan anggota dewan menjelaskan, bahwa kelangkaan elpiji 3 Kg disebabkan adanya mogok kerja pegawai di SPBE Maronge Sumbawa. Adanya hambatan tersebut, akhirnya elpiji 3 kg menunggu suplay dari SPBE Mataram Lombok.
Tetapi setiap harinya Suplay elpiji 3 kg dari Lombok sebanyak 10 truk besar untuk 3 wilayah, yakni Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. Untuk Kota Bima sebayak 3 truk didistribusikam dengan jumlah 1.680 tabung. “Insha Allah hari Kamis direncanakan dua fuso atau truk untuk Kota Bima, ” ungkap Kabag Ekonomi.
Dia menambahkan bahwa kelangkaan elpiji 3 kg ini mengakibatkan kenaikan harga kisaran Rp 18 ribu sampai Rp 23 ibu. Seharusnya berdasarkan HET hanya Rp 15 ribu dengan radius jarak 0-60 km.
Menanggapi hal tersebut, komisi II memberikan beberapa masukan terkait permasalahan kelangkaan elpiji. Agar ada sinergi dan keselarasan informasi antara eksekutif dengan legislatif terkait elpiji 3 kg.
Secepatnya dilaksanakan penertiban harga yang telah naik oleh tim teknis. Info jatah seharusnya dimiliki oleh per orang atau kepala keluarga, karena ada oknum masyarakat, 1 org bisa membawa 2 sampai 4 tabung.
Selain itu, Komisi II juga menyarankan agar sosialisasi dan edukasi intens dilaksanakan pada awal-awal tahun 2020. Karena konversi elpiji merupakan hal baru.
Komisi II DPRD Kota Bima siap mengkomunikasikan kekurangan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.