Muhammad Putera Ferryandi, SIP
Bima, Bimakini.- Kepemimpinan milenial muda di lembaga legislatif DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Putera Ferryandi terus mendapat sorotan dari sejumlah anggotanya. Konon, selama menjadi Ketua Dewan, Dae Yandi, sapaan akrabnya jarang masuk kantor dan hadir saat rapat bahkan pada paripurna penting.
Malah kata salah satu anggota dewan bernama Dedy MT menyebutkan, putra pertama Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri tersebut, tidak hanya jarang mengikuti rapat atau paripurna, melainkan sangat jarang masuk kantor.
“Padahal dia kan harus memberi contoh yang baik bagi jajaran lembaganya. Bukan jarang berada di kantor dan tidak menghadiri rapat dan paripurna,” tukas legislator Dapil Tambora dan sekitarnya tersebut Selasa (07/1).
Dedi pun mengaku selama ini tidak tahu menahu, kemana arah dan rimba sang legislator muda tersebut, hingga saban harunya jarang sekali berada di kantor dewan yang dimaksud.
Menurut Duta Partai Demokrat tersebut, ketidakhadiran ketua dewan saat rapat dan paripurna juga justru memantik kegaduhan. Pasalnya, para anggota dewan selalu mempertanyakan kemana dan dimana ketua dewan. Sementara ada pertemuan dan rapat yang harus dihadiri dan dipimpin.
“Ini lembaga dewan dan dengan sistem kolektif kolegial. Sang pemimpin harus hadir, apalagi sebagai pusat wakil rakyat,” sesalnya.
Karena sikapnya belakangan ini yang tidak patut dicontoh, ia menilai ketua dewan tidak pantas untuk menjadi Ketua DPRD Kabupaten Bima. Karena marwah lembaga tersebut juga tercermin pada kinerja seorang ketua.
Untuk itu, dirinya meminta kepada Badan Kehormatan (BK) untuk bisa menyikapi serius sikap ketua dewan yang malas hadir di kantor dan mengikuti rapat dan paripurna.
Serupa disampaikan anggota DPRD Kabupaten Bima lain bernama Rafidin. Eks jurnalis tersebut bahkan mendesak Ketua BK untuk memproses semua anggota dewan yang malas masuk kantor, terutama ketua dewan.
“Dan Badan Kehormatan itu jangan hanya diam, harus proses yang model begini. Malas masuk kantor dan kerja,” desaknya.
Karena katanya di BK sejatinya adalah yang mengurus kedisiplinan anggota dewan dan dugaan pelanggaran etik, harus bersikap serius. Jadi katanya, jangan lantaran sesama partai, kemudian melihat saja tingkah pongah dewan yang malas masuk kantor.
“Kalau ketua BK itu tidak berani periksa ketua dewan, ganti saja,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bima yang berusaha ditemui di ruangannya, tidak berada di ruangan. Salah seorang stafnya mengaku jika ketua dewan belum hadir. (IKR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
