Penyerahan SK Penyuluh Non PNS oleh Kepala Kemenag Kabupaten Bima, H Syahrir.
Bima, Bimakini.- Sebanyak 144 Penyuluh Agama Non Pegawai Negeri Sipil (PNS) lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima, Kamis (27/2), menerima Surat Keputusan (SK) dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima.
Seperti biasa SK itu, bukan lagi ditandatangani oleh Kepala Kemenag Kabupaten Bima atau Kakanwi Kemenag Provinsi NTB, tetapi langsung ditandatangani oleh Direktur Penerangan Agama Islam, Juraidi.
Acara pembinaan dan penyerahan SK Penyuluh Agama Non PNS dipandu pegawai Kemenag, Sudirman, S.PdI yang diawali pembacaan Kalam Ilahi oleh qariah Nasional sekaligus Penyuluh Agama Kecamatan Bolo, Khairunnisa, S.PdI dan dilanjutkan dengan pembinaan oleh Kemenag Kabupaten Bima, Drs H Syahrir. Usai pembinaan sepuluh perwakilan Penyuluh Agama pada beberapa kecamatan menerima SK secara simbolis dari Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima, Drs H Syahrir, selanjutnya diserahkan oleh Kepala Seksi Bimas Islam, H Mujiburrahman, S.Ag.
SK penyuluh agama Non PNS kali ini, kata Syahrir, berbeda dari SK tahun sebelumnya. Baik masa berlakunya maupun yang menandatanganinya. Pada tahun sebelumnya hanya berlaku selama tiga tahun dan ditandatangani oleh Kakanwil Kemenag Provinsi NTB, tetapi kali ini SK berlaku selama lima tahun dan ditandatangani oleh Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama RI.
“Alhamdulillah kuota penerimaan Penyuluh Agama Non PNS di Kabupaten Bima sebanyak 144 orang dari 300 lebih yang mengikuti ujian. Kini telah menerima SK dengan honorarium satu juta setiap bulan. Terhitung mulai 2 Januari 2020 hingga 31 Desember 2024” ujarnya di Kantor Kemenag Kabupaten Bima, Kamis.
Oleh karena itu, kata dia, penyuluh agama mulai melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Ada hak, tetapi juga ada kewajiban yakni melaporkan kegiatannya sekaligus melampirkan dengan foto kegiatan. Tentu tugas dan fungsi penyuluh agama Non PNS tidak jauh berbeda dengan penyuluh agama PNS, tetapi ke depan tugas ini penuh dengan tantangan yakni untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah dan pesan-pesan pembangunan terutama yang berkaitan dengan visi dan misi Presiden RI untuk Indonesia maju.
Penyuluh agama, terangnya, sebagai ujung tombak Kementerian Agama dalam menyampaikan pesan-pesan agama maupun pesan-pesan program pemerintah. Tiga peran penting penyuluh agama adalah fungsi edukasi yakni mencerdaskan umat dengan pemahaman agama agar tidak terjebak pada faham radikalisme dan faham yang ingin memecah belah umat dan bangsa ini. Selain itu, adalah peran dan fungsi advokasi yakni memberikan pembelaan terhadap persoalan agama yang dihadapi umat, termasuk memberikan penjelasaan mengenai empat pilar kebangsaan yang perlu dijaga bersama. Peran penting lainnya menyerap informasi yang diperlukan oleh penyuluh. Apalagi, ke depan penyuluh akan dijadikan rujukan sebagai tempat bertanya mengenai iman dan takwa, Shalat, puasa, haji, zakat, wakaf, dan lainnya. Oleh karena itu, penyuluh harus banyak belajar dan siap menghadapi berbagai persoalan yang ditanyakan masyarakat. “Kita berharap amanah ini harus disyukuri dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab,” katanya. (NAS)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
