ilustrasi
Kota Bima, Bimakini.- Anggota DPRD Kota Bima kaget saat mendengar keluhan guru SDN 30 Kelurahan Nitu, bahwa selama ini sekolahnya tidak memiliki jaringan air bersih. Sehingga siswanya untuk buang hajat terpaksa harus pulang kerumah masing-masing.
Hal itu Disampaik Nurwahidah saat kegiatan reses anggota DPRD kota Bima Dapil I di Kelurahan Nitu, Ahad (24/2) sore.
Kata Nurwahidah, setiap kegiatan reses selalu diusulkan menganai pembangunan fisik untuk jalan, gang, drainase, sementara sarana pendidikan selalu dilupakan. Contoh di SDN 30 Kelurahan Nitu, sejak dibangun tidak pernah ada pagar permanen, sehingga ternak bebas berkeliaran. Imbasnya kondisi halaman sekolah tidak bisa ditata dengan baik.
“Bagaimana kami bersama siswa mau tanam bunga dan sayuran Pak, kalau tidak ada pagar permanen. Habis dimakan ternak,” keluhnya.
Untuk itu dirinya berharap pada anggota dewan melalui kegiatan reses memperjuangkannya, sehingga guru dan siswa dapat menata sekolah lebih bagus. Namun juga yang paling miris dirasakan guru dan siswa adalah soal ketersediaan air bersih. “Bayangkan saja pak, siswa kalau mau buang air kecil atau buang besar terpaksa pulang dulu ke rumah,” keluh Nurwahidah.
Jarak antara sekolah dan rumah siswa ada yang jauh. Banyaknya waktu siswanya terbuang dan kehilangan mata pelajaran hanya untuk buang hajat.
Ketua Komisi I, M Irfan, MSi, kaget. Dia baru mendapatkan informasi jika SDN Nitu tidak miliki pagar dan air bersih. Padahal saat pembahasan anggaran pernah bertanya soal kebutuhan sekolah.
Untuk persoalan tersebut, duta PKB itu berjanji akan memperjuangkannya di tahun anggaran berikutnya. Karena ini menyangkut sekolah tempat mendidik dan membangun SDM generasi bangsa. (BE06)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
