Bima, Bimakini.- Sejumlah wali murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Kara, Kecamatan Bolo mengeluhkan pemotongan dana PIP oleh pihak sekolah beberapa waktu lalu. Pemotongan dana yang bersumber dari pemerintah pusat tersebut dilakukan dengan dalih untuk bayar baju batik, sampul rapor dan adminstrasi.
Orang tua siswa kelas 1, Jahara, mengatakan, anaknya mestinya mendapat dana PIP sebesar Rp. 225 ribu. Tapi yang diterima hanya Rp 70 ribu. “Pemotongan itu terlalu memberatkan. Masa dari total dana PIP siswa kelas 1 sebesar Rp. 225 ribu, lalu yang diterima hanya Rp. 70 ribu,” ujar Jahara di kediamannya, Rabu (26/2).
Lanjutnya, pihak sekolah berdalih bahwa pemotongan dana PIP tersebut untuk bayar baju batik, beli sampul rapor dan adminstrasi. “Pihak sekolah mengatakan seperti itu. Sekaligus menyuruh tidak memberitahukan kepada publik,” tuturnya.
Begitu pun kata Asiah, dirinya membenarkan pemotongan tersebut. Saat rapat pihak sekolah menyuruh agar masalah tersebut tidak diceritakan ke siapa pun, apalagi ke wartawan.
“Kita heran, kenapa tidak suruh ceritakan masalah itu ke orang lain. Kata pihak sekolah saat itu, cukup dikonsumsi oleh kita saja,” herannya.
Wali murid lainnya, Linda, mengaku, sekolah setempat selalu memotong dana PIP. Bukan saja pada siswa kelas 1, kelas 2, 3, 4, 5 dan 6 dipotong. “Pihak sekolah berdalih untuk bayar ini dan itu,” ucapnya.
Dirinya sangat menyesalkan pemotongan tersebut, karena dinilai ada unsur paksaan. “Wali murid ditekan oleh pihak sekolah. Takni supaya tidak menceritakan masalah itu ke publik,” ujarnya.
Sementara itu, kepala SDN Inpres Kara, Abdul Latif, SPd, membantah kalau hal itu dikatakan pemotongan dilakukan pihak sekolah. Karena semuanya hasil rapat bersama.
“Berkaitan dengan semua itu ada berita acaranya. Bahkan mereka ikut tanda tangan,” ungkap Abdul Latif.
Dirinya membenarkan bahwa dari total dana PIP untuk siswa kelas 1 Rp. 225 ribu hanya Rp. 70 ribu yang diterima oleh siswa. Hal itu berdasarkan kesepakatan yakni untuk bayar baju batik dan adminstrasi.
“Mereka sepakat ko ada biaya adminstrasi dan bayar baju batik,” tutupnya. (KAR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.