
Aksi yang dilakukan oleh pemuda Desa Rade.
Bima, Bimakini.- Belasan warga yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Rade Satu (Iparasa) Desa Rade mendesak transparansi anggaran kegiatan fisik pagarnisasi desa setempat. Karena dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dinilai tertutup, bahkan volume pekerjaannya kurang.
Desakan tersebut disampaikan massa aksi saat berunjuk rasa di depan Kantor Desa Rade, Kamis (5/3).
Salah satu orator aksi Heriyanto menegaskan, keterbukaan informasi terhadap publik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah desa. Sebab hal ini telah diatur dalam undang-undang. Selain itu, untuk mengantisipasi segala tindakan kecurangan dalam pengelolaan anggaran.
“Jika point ini diimplementasikan dengan baik, maka tidak ada indikasi adanya kecurigaan. Namun hari ini realitanya sangat jauh berbeda, sebab banyak penyimpangan yang ditemui di lapangan,” ujarnya.
Kata dia, program ini telah merogoh anggaran desa senilai Rp 245 juta dengan volume 246 meter. “Jika dihitung-hitung anggaran dengan volume 246 meter ini, kami pikir biayanya terlalu besar dan bahkan ada indikasi Mark up. Oleh karna itu, sekiranya dari anggaran itu ada sisanya, kami harap untuk melanjutkan pekerjaan tersebut di beberapa titik yang belum tersentuh,” ujarnya.
Sementara itu, Sekreraris Desa Rade, Amiruddin SPd menyampaikan bahwa program kegiatan fisik pagarnisasi tersebut bersumber dari Dana Desa Tahap III Tahun 2019 sebesar Rp 245 juta. Kegiatan tersebut sudah terselesaikan.
“Kita kerjakan kegiatan tersebut sudah di atas RAB dan gambar. Kenapa kita didesak untuk mengerjakan tambahan lagi dibeberapa titik,” ujarnya.
Dijelaskannya, berdasarkan RAB dan gambar, panjang pasangan dalam RAB 421 meter kemudian dikerjakan 462 meter. Sedangkan panjang pondasi dalam 246 meter dikerjakan 271 meter.
“Pekerjaan itu tak ada yang kurang. Justru kita kerja lebih dari RAB,” tuturnya.
Kemudian menyangkut keterbukaan, pihaknya mengaku bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut ada papan informasi. Dengan papan informasi itu masyarakat bisa melihat volume dan anggaran dalam kegiatan pembangunan pagar lingkungan sepanjang jalan raya tersebut
“Pekerjaan juga kita manfaatkan buruh dan tukang warga setempat. Dan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) melibat tokoh masyarakat. Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas dan mutu pekerjaan,” pungkasnya.
Pantauan di lapangan, massa aksi saat itu ingin blokade jalan. Namun cepat dihalau oleh pihak kepolisian. (KAR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
