Connect with us

Ketik yang Anda cari

Ekonomi

Panen Pasir, Berkah Banjir Bagi Warga Dodu

Warga Dodu yang mengumpulkan pasair di sungai yang dibawa banjir.

Bima, Bimakini.- Bagi warga Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur, banjir bukan semata membawa bala bencana, tetapi juga mendatangkan berkah. Buktinya, setiap musim hujan banjir kerap menguntungkan warga  yang menambang pasir di sungai di sekitar jembatan dam Raba Fanda Lingkungan Dodu I dan sekitar kantor Lurah Dodu Lingkungan Dodu II. Apalagi, jika banjir material pasir pasti semakin banyak hingga puluhan truk setiap hari.

Pantauan Bimakini.com di sekitar Jembatan Raba Fanda Dodu I, Ahad (8/3), ada sekitar 30 warga yang selalu menambang timbunan pasir di sekitar areal jembatan. Ada yang menambang secara berkelompok dan ada juga yang menambang secara perseorangan. Untuk penambang perseorangan bisa menambang satu truk sehari, sedangkan yang berkelompok bisa tiga hingga lima truk pasir.

Wahyudin penambang pasir yang bekerja sendirian mengaku, hanya mampu menambang pasir mulai pagi sekitar pukul 08.00 hingga pukul 17.00 Wita bisa mengeluarkan pasir sekitar satu truk saja. Harga satu truk dengan buruhnya sekitar Rp300 ribu. Namun, teman-teman yang bekerja sama dengan anak dan istrinya bisa menghasilkan lebih banyak lagi. Bahkan ada yang sampai satu juta lebih sehari.

“Saat banjir biasa seperti ini, tumpukan pasir semakin banyak, sehingga banyak warga yang merendam diri ke sungai, sedangkan saat tidak banjir jumlah yang menambang berkurang,” ujarnya di Dam Raba Fanda Dodu I, Minggu.

Gimana dengan uang yang diperoleh? Kata Wahyudin yang sehari-hari dipanggil Udin, mengaku, uangnya di makan sendiri dan sebagian diberikan kepada orang tua. Belum ada kepikiran menabung. Sebab hanya musiman saja. “Mungkin jika ditabung bisa mencapai jutaan rupiah sebulan. Jika kita tabung seratus saja mungkin bisa sampai dua juta hingga tiga juta, tetapi karena banyak kebutuhan uang itu cepat habis untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Hal senada dikemukakan Wae, Damri, dan  Wari. Pada musim hujan seperti ini setiap tahun material pasir meluber hingga di pinggir sungai, tetapi kalau musim kemarau sulit mencari pasir karena harus menggali bebatuan baru mendapatkan pasir. Saat ini juga kualitas pasir lebih baik, sehingga banyak truk yang datang membeli pasir. “Kalau saya bekerjasama dengan beberapa rekan lain. Tugas saja mengeluarkan pasir hingga di pinggir jalan, sedangkan teman lain mengais pasir di sungai,” kata Wae Raba Fanda Dodu I,  Ahad.

Setelah banjir seperti ini, katanya, jumlah material pasir pasti banyak, sehingga banyak juga warga yang merendam diri mengeluarkan pasir di pinggir sungai. Karena mereka bekerja sama material pasir yang dikeluarkan juga lebih banyak dan pekerjaannya lebih ringgan dibandingkan dengan yang bekerja sendirian. Mereka berharap sering-sering banjir saja agar selalu bisa mengair rejeki bersama keluarga dan teman. “Asalkan jangan banjir bandang yang merusak tanaman pertanian dan lainnya. Hasilnya lumayan dari pada menganggur,” katanya yang diamini  Damri dan Wari. (NAS)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini,- Banjir merupakan salah satu musibah yang tidak diharapkan oleh setiap manusia, karena akan berdampak buruk pada harta benda bahkan nyawa sekali pun....

Peristiwa

Bima, Bimakini.com.-Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan Gerakan Nurani Wera (GNW), Rabu (16/1) siang, mendatangi Komisi III DPRD Kabupaten Bima. Mereka menolak keberadaan tambang pasir besi...