Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

PEMBELAJARAUDITORI

Oleh: Muhammad Ali, S.Pd., MM.

Pembelajar auditori merupakan pembelajar yang dapat memahami materi melalui kemampuan pendengaran. Pembelajar yang memiliki kemudahan serta kelebihan dalam menyerap informasi dan pengetahuan dengan cara mendengarkan materi yang disampaikan secara verbal atau lewat media audio. Mereka yang auditoribelajar dengan cara mendengarkan (listening)serta menggunakan media pengantar audio.

Metode belajar yang identik dengan gaya belajar auditori adalah mendengarkan (listening). Pembelajar auditori belajar dengan cara mendengarkan. Seperti mendengarkan kuliah, ceramah, pidato, diskusi, serta debat baik yang diikuti secara langsung maupun lewat media audio seperti tape recorder, televisi, kaset dan lainnya yang sesuai dengan gaya belajar auditori.

Pembelajar auditori memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dengan cara mendengarkan. Mereka merupakan pendengar yang baik sehinggadapat menyerapinformasi dan pengetahuan baru. Materi apapun baik yang disampaikan secara verbal maupun lewat media audio mereka dapat memahaminya dengan baik.

Mereka yang auditori membutuhkan suasana belajar yang tenang dan kondusif. Suasana belajar yang tenang serta kondusif akan memungkinkan mereka dapat belajar dengan baik. Seperti kondisi dan situasi yang tenang dan menyenangkan, tidak ramai dangaduh, serta tidak bising yang dapat mengganggu proses belajarnya. Susana yang dapat menggangu konsentrasi dan pendengarannya. Sehingga mereka dapat fokus dan mampu menyerap informasi dan pengetahuan di dalamnya. Bagi mereka yang auditori, sangat penting untuk menciptakan situasi dan kondisi yang tenang serta kondusif.

Suasana belajar yang tidak tenang dan kondusif tidak akan mendukung mereka dapat belajar dengan baik. Serta dapat menghambat ataumengganggu konsentrasi dan proses belajarnya. Yang akhirnyamereka tidak akan dapat menyerap informasi dan pengetahuan baru di dalamnya. Mereka tidak dapat memahami materi belajarnya dengan baik.

Merekaauditori harus fokus dengan materi yang dipelajarinya. Materi belajar yang didengarsecara verbal atau lewat media audio pada umumnya tidak dapat diputar kembali. Tidak dapat diputar secara berulang-kali. Kondisi ini mengharuskan mereka agar fokus mendengarkan. Baik yang disampaikan secara verbal maupun melalui media pengantar audio. Apabila mereka tidak fokus mendengar, mereka tidak akan dapat menyerap informasi dan pengatahuan. Akhirnya mereka tidak dapat memahami materi dengan baik.

Guru dan dosen, serta instruktur seringkali menggunakan alat pengantar audio seperti microphone serta loudspeaker dalam menyampaikan materinya. Agar mereka dapat lebih fokusdan menyimak apa informasi dan pengetahuan yang disampaikan. Selain itu, juga untuk meningkatkan daya tarik mereka agar dapat mendengarkan atau menyimak dengan baik.

Penggunaan media pengantar audio tentu saja akan menambah minat dan daya tariknya.Suara audio akan meningkatkan fokus dan konsentrasi mereka dalam belajar sehingga materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik. Selain itu, juga untuk meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Sehigga sangat direkomendasikan bagi mereka untuk menggunakan alat pengeras suara seperti microphone, loudspeakerdan lainnya dalam belajar.

Mereka yang auditori belajar dengan mengandalkan daya ingatannya. Daya ingatan merupakan kemampuan otak untuk berpikir, menampung serta menyimpan informasi dalam memori. Memiliki daya ingatan akan memungkinkan mereka dapat menyusun dan mengolah informasi dan pengetahuan yang didapatkan. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki daya ingatan tidak akan dapat menampung dan menyimpan informasi ke dalam memorinya.

Pentingnya memiliki daya ingat karena materi belajar audio bersifat abstrak dan hanya dapat didengar dan disimak. Tidak disajikan dalam bentuk teks tertulis yang dapat dibaca secara visual. Sehingga ketika mereka mendengar dan menyimak materinya harus didukung oleh daya ingat yang baik. Agar mereka dapat memahami materi yang sedang dipelajarinya dengan baik pula.

Mereka yang tidak didukung oleh daya ingatan tentu saja tidak akan dapat belajar dengan baik. Materi yang didengar dan simaknya akan lewat begitu saja dan tidak dapat dipahami dengan baik. Mereka yang auditori tidak hanya dicirikan oleh gaya belajarnya yang auditori tetapi lebih pada kemampuannya untuk menyerap atau menangkap infomasi dan pengetahuannya.

Pembelajar auditori dituntututuk memiliki daya ingat yang kuat. Sehingga materi yang dipelajarinya dapat dipahami dengan baik. Agar memiliki daya ingat yang kuat mereka dapat berlatih dengan mendengarkan musik serta lagu-lagu favoritnya, menonton televisi atau teater. Atau melibatkan  diri dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti diskusi, debat, kuliah, seminar dan sebagainya. Baik secara langsung atau mendengarkannya lewat media audio. Sehingga daya ingatannya dapat meningkat serta kuat. Penting bagi mereka untuk terus berlatih meningkatkan daya atau kemampuan ingatannya menjadi kuat. Sehingga mereka siap untuk mempelajari materi-materi audio yang lebih kompleks dan komprehensif.

Mereka yang auditorijuga mengandalkan daya hafal. Daya ingat dan hafal merupakan seperangkat kemampuan yang tidak dapat dipisahkan. Suatu kemampuan yang saling mendukung satu sama lainnya. Daya ingat akan mendukung daya menghafal. Dan daya hafal akan mendukung daya ingatannya. Materi belajar audio yang diserap dapat diingat dan dihafal serta tersimpan dalam memorinya.

Kemampuan belajar lain yang dapat dimiliki oleh mereka yang auditori adalah daya imajinasi (power ofimagination). Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan sesuatu objek menurut pengalamannya sendiri dan orang lain. Kemampuan untuk menggambarkan suatu objek berdasarkan pengalaman belajarnya sendiri maupun orang lain.

Mereka dapat membayangkan suatu kejadian, peristiwa, atau objek. Yang kemudian menghubungkannya dengan materi audio yang sedang dipelajarinya. Misalnya, mereka mendengarkan percakapan yang terjadi di suatu pantai. Lalu mereka dapat menggambarkan tentang indahnya suasana pantai, laut, pasir putih, perahu hotel serta restoran. Mereka seolah-olah melihatsecara langsung dan terlibat dalam percakapan audio tersebut. Membayangkan tentang apa saja istilah bahasa yang kemungkinanmuncul dalam percakapan, apa dan siapa saja yang ada pada suatu pantai. Seperti guide, wisatawan asing dan lokal dan sebagainya.

Memiliki daya imajinasi akan memungkinkan mereka menjadi pembelajar auditori yang efektif dan efisien. Mereka akan lebih mudah dan cepat memahami setiap materi belajarnya. Bahkan dapat menghubungkannya dengan pengalaman belajarnya sendiri maupun orang lain (experimental learning). Meningkatkan efisiensi belajar dengan tidak mendengar atau menyimak kembali materinya. Tidak mengulang-ngulang kembali materinya. Memiliki daya imajinasi akan mendukung kemudahan belajar serta kemampuan dalam menyerap materi belajar.

Kemampuan lain yang juga dapat dimiliki oleh pembelajar auditori adalah kepekaan terhadap bunyi atau makna bahasa. Intonasi suara seperti naik turunnya nada bahasa, aksen, logat, serta dialek. Mereka dapat membedakan yang mana dialek Bahasa Indonesia suku Bali, Jawa, Sasak, Sumbawa, atau Bima. Atau dialek dari penutur Bahasa Indonesia lainnya di Indonesia. Kepekaannya terhadap bunyi atau makna bahasa memiliki makna serta seni tersendiri bagi mereka yang auditori.

Selain itu, dapat membedakan arti kata atau makna bahasa. Misalnya, fonem a pada kata /p/u/t/r/a/apabila diganti dengan fonem i menjadi /p/u/t/r/i/ maka kedua kata tersebut akan memiliki makna yang berbeda. Fonem a pada kata /s/i/s/w/a/ apabila diganti dengan fonem i menjadi /s/i/s/w/i/ kedua kata tersebut akan memiliki makna yang berbeda demikian pula seterusnya. Itulah sebabnya, pembelajar auditori lebih peka terhadap suara atau bunyi kata dan bahasa. Bunyi kata dan bahasa yang didengar tersebut dapat dibedakan arti serta maknanya.

Hasrul (2004)menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajar auditori adalah 1) berbicara kepada diri sendiri pada saat belajar, 2) mudah terganggu oleh keributan, 3) menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membacabuku, 4) senang membaca dengan keras dan mendengarkan, 5) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama, dan intonasi suara, 6) merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, 7) berbicara dengan irama yang terpola, 8) biasanya menyukai musik daripada seni, 9) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa saja yang didiskusikan daripada yang dilihat, 10) suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar, 11) mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, 12) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, 13) lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. Semoga tulisan ini bermannfaat. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

(Penulis adalah dosen STIE Bima)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait