Bima, Bimakini.- Wakil Bupati (Wabup) Bima, Drs. H Dahlan M. Noer, M. Pd, membuka kegiatan Loka Karya, Program NUSATANI, kerja sama Pemkab Bima dengan SURFAID, di Aula Gedung PKK Kabupaten Bima, Rabu (4/3).
Wabup menyampaikan terima kasih atas program yang diluncurkan Surfaid dan Kemendesa. Kegiatan tersebut penting, karena hanya dua Kabupaten di wilayah timur yang mendapatkan program Nusatani, yakni Kabupaten Sumba Barat, (NTT) dan Kabupaten Bima (NTB).
“Untuk Kabupaten Bima dipusatkan di Kecamatan Parado. Program ini untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat petani dan mengurangi angka kemiskinan di daerah,” ujarnya.
Wabup mengaku, Program Nusatani, sejalan dengan Pemerintah Kabupaten Bima, meningkatkan ketahanan pangan di daerah.
Kata dia, ini adalah organisasi nirlaba, berorientasi untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat daerah terpencil. “Program NUSATANI didukung oleh Pemerintah Australia dan New Zealand,” katanya.
Menggandeng Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bersama-sama meluncurkan program Nutrition Sensitive Agriculture (Nusatani).
“Nusatani salah satu program yang sudah disusun bersama dan dilaksanakan selama tiga tahun, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan akses pangan yang dapat mengurangi tingkat malnutrisi dengan pendekatan Nutrition Sensitive Agriculture,” katanya.
Kasubag Kerjasama Lembaga Asing non pemerintah Kementerian Desa, Ayu Primarini, mengatakan, lewat program itu, SurfAid dapat memastikan pengembangan ekonomi dari desa-desa yang menjadi bagian dari program NUSATANI.
“Menindak lanjuti kerja sama dengan SurfAid, Agustus 2019 lalu, Program Nusatani digelar di wilayah kerja Kemendes PDTT. Pada wilayah kerja Direktorat Penanganan Daerah Rawan Bencana dari Ditjen PDTu di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Bima,” ujarnya.
Menurut Ayu, perlu adanya kolaborasi, salah satunya dengan mengembangkan kerjasama secara terkoordinasi dan sinergi dengan berbagai pihak, baik kementerian atau lembaga terkait, perguruan tinggi, negara donor luar negeri dan NGO luar negeri.
“Untuk pendampingan petani, tidak hanya di sektor produksi, namun juga sampai di market dan offtaker,” katanya.
Ayu Primarini berharap, SurfAid dapat memberikan asistensi untuk mengurangi terjadinya stunting dan juga untuk pengembangan desa wisata.
Ikut hadir pada acara pembukaan, Plt Bapeda, Ir. H. Nurdin, perwakilan SURFAID, Anne Wuijts, (Global Program Strategic Director ), Dinnia Joedadibrata (Country Director), Ayu Primarini, Kepala Subbagian Kerjasama Lembaga Asing Non Pemerintah Kementerian Desa Tertinggal. (BE05)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.