Bima, Bimakini.- Gempa bumi tektonik 5,4 SR menggoyang pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat Sabtu (13/6) sekitar pukul 17.15 WITA. Guncangan gempa bahkan terasa kuat hingga dua kali goyangan di Daerah Bima dan Dompu.
Karena goncangannya yang cukup kuat, masyarakat pun panik dan keluar dari rumah dan gedung. Lantaran kuatir terjadi gempa susulan yang lebih dahsyat lagi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono melalui siaran persnya menjelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,1 dan titik episenter terletak pada koordinat 9,04 LS dan 117,90 BT.
“Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 kilometer arah tenggara Kota Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, NTB pada kedalaman 11 km,” paparnya.
Jenis dan mekanisme gempa bumi dilanjutkan Rahmat, jika dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas sesar lokal.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” urainya.
Dampak gempa bumi ini ucapnya, dirasakan di daerah Sumbawa III-IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di Bima – Dompu III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.
“Terasa getaran seakan akan truk berlalu Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, Karangasem, dan Labuan Bajo, II MMI atau Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang,” ucapnya.
Hingga katanya, saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Karena hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Hingga hari Sabtu 13 Juni 2020 pukul 16.30 WIB atau sekitar 17.30 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya lima kali aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock,” sebutnya.
Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga katanya agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tutupnya. (IKR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.