Bima, Bimakini.- Gegara hasil Rapid Test istrinya Reaktif, PR (46) warga Desa Darusalam mengamuk di Puskesmas Bolo, Kabupaten Bima, Senin (29/6) sekitar pukul 10.20 Wita. PR keluar masuk ruangan sembari berteriak dan membanting kursi. Akibatnya orang yang ada Puskesmas panik.
Dokter Umum Puskesmas Bolo, dr Heny membenarkan warga Darusalam itu mengamuk di ruangannya. Saat itu sempat menanyakan mengapa mengamuk, namun justru membanting kursi.
Hal itu membuatnya ketakutan, karena belum pernah mengalami hal seperti ini. “Saya sedang periksa pasien, dia masuk langsung ngamuk dan banting kursi,” ujarnya.
Petugas Laboratorium Puskesmas Bolo, Yayan Suryani, AMd menjelaskan, Fauziah (40) istri PR datang ke Puskesmas Jum’at lalu (26/6) dengan kondisi hamil tua. Sesuai prosedur dilakukan Rapid Test dan hasilnya reaktif. “Karena reaktif dirujuk ke RSUD Bima dan itu sesuai mekanisme yang berlaku di masa pandemi,” katanya.
Kapolsek Bolo, IPTU Juanda membenarkan kejadian itu, pasca-mendapat laporan ada keributan di Puskesmas, anggota turun ke TKP untuk mengamankan warga yang ngamuk itu. “Setelah mendapat laporan dari masyarakat via telepon, anggota turun ke TKP untuk amankan warga yang ngamuk,” ucapnya.
Diakuinya, terkait masalah itu belum ada laporan secara resmi dari pihak Puskesmas Bolo. Saat ini lanjutnya, terduga pelaku masih diamankan. “Laporan baru secara lisan, kita masih menunggu laporan resmi dari Puskesmas,” tutupnya.
Sementara itu, PR yang dikonfirmasi di Polsek Bolo mengatakan, kesal gara-hara hasil Rapid Test istrinya hasilnya reaktif. Karena hasil Rapid Test Reaktif, istrinya harus melahirkan di RSUD Bima tanpa didampingi oleh siapa pun. “Istri saya lahir pada Sabtu (27/6) tanpa ada pendampingan dari keluarga, kemudian dipulangkan pada Ahad sore (28/6),” tuturnya.
Yang membuat dirinya naik pitam, tadi pagi ada salah satu petugas Posyandu yang menelpon bahwa akan memberikan imunisasi terhadap anaknya. Namun saat memberikan imunisasi harus menggunakan APD lengkap. “Saya berterima kasih jika dilakukan imunisasi, tapi yang tidak bisa diterima mereka datang menggunakan APD lengkap, sehingga dikuatirkan asumsi masyarakat terhadap keluarga saya,” tutupnya. (KAR)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.