Kota Bima, Bimakini.- Selama pendemi Covid-19 ternyata, tagihan listrik warga membengkak hingga 100 persen. Hal itu mengejutkan dan diluar dugaan.
Seperti yang dialami pelanggan, Ny Nn. Dia mengaku dengan membengkaknya pembayaran listrik. Dari sebelumnya hanya Rp 172.669, kini sampai Rp 1.810.461.
Padahal meteran hanya 900 VA yang selama ini setiap bulannya hanya membayar kurang lebih Rp 200 ribu saja, karena tak terlalu bayak digunakan “Tidak ada yang berlebihan kami pakai listriknya, kenapa harus bayar sampai jutaan,” keluhnya, baru ini.
Dirinya pun membandingkan dengan pemakaian tetangganya menggunakan meteran 1300 VA. Memakai dua mesin pendingin AC serta sejumlah barang elektronik, namun hanya membayar Rp 800 setiap bulan. Sementara dirinya daya 900 VA tidak banyak memakai barang elektronik bisa sampai jutaan.
Diakui Nn, hanya memakai satu mesin pendingin AC dan alat elektronik seadanya, tapi iuran tembus sampai Rp 1.810.461.
Terpisah, Manager Bagian Pelayanan Pelanggan PT PLN UP3 Bima, Arif melalui rilis PT PLN Pusat menyampaikan, PT PLN merupakan bagian dari bangsa yang terus ikut serta dalam mengamankan negara ini. Sehingga terkait kondisi yang terjadi saat ini, tetap mengikuti pola pemerintah untuk pencegahan covid.
Mengenai adanya lonjakan tarif listrik, alasannya karena pendemik Covid-19 terjadi sejak bulan Maret dan April lalu petugas pencatat meteran tak melakukan pembacaan meter. Ini adalah bagian kerja memang dibatasi aktivitas akibat Covid-19.
Oleh karena itu kata Arif, petugas melakukan pencatatan meter yang dipakai pelanggan mulai 3 bulan kebelakang, karena saat itu ada pemakaian normal yang dilakukan pelanggan. Mulai dari pemakaian di bulan Desember, Januari dan Februari, yang digunakan sebagai hitungan dari rata-rata 3 bulan tersebut.
“Pada waktu Covid kebanyakan polanya berbeda, karena sebagian besar pekerjaan dilakukan di rumah sehingga pemakaian melonjak,” tandasnya.
Arif menambahkan, setelah situasi cukup membaik, maka pada bulan April dan Mei petugas melakukan pencatatan dengan melihat angka meteran. Tentu ada saja selisih seperti bulan sebelumnya, nah selisih inilah yang kelihatan sebagai lonjakan tetapi sebenarnya itu pemakaian ril dari pelanggan.
“Yang paling jelas meteran yang ada di pelanggan bisa di cek, apa betul nggak pada waktu pembacaan oleh petugas itu sama seperti yang ada di meteran pelanggan. Ya pasti tentu sama,” katanya. (DED)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.