Kota Bima, Bimakini.- Batuan Marmer atau gamping di kawasan Oi Fo’o dan Nitu cocok untuk dikelola dalam skala UMKM, bukan industri. Ini merujuk dari hasil penelitian oleh Pemkot Bima melalui Bapedda dan Litbang terhadap kualitas batuan.
Berdasarkan laporan kajian kawasan karst Kota Bima tahun 2015 dan sudah diseminarkan tahun 2016. Bahwa bantuan di kawasan Oi Fo’o dan Nitu belum masuk kategori batuan marmer, tetapi gamping, karena masih terdapat kotoran.
Kabid Perencanaan Pembangunan dan Ekonomi dan Infrastruktur, Adhi Aqwam, ST, MEng, MSc, mengungkapkan, untuk pengembangan UMKM bisa dilakukan dan tentunya pemerintah akan siap mendorongnya. Namun semuanya harus memenuhi syarat sesuai diamanatkan aturan.
“Untuk Pengembangan UMKM akan dorong 2021 untuk dukungan peralatan dan SDM ,” ujarnya.
Jika masyarakat siap, tentunya pemerintah mendorong. Ini juga sesuai visi pemerintah akan mendorong terus terbukanya peluang lapangan pekerjaan.
Kabid Litbang Bappeda Kota Bima, H Juniar Setiawan mengatakan, batuan gamping di lokasi Oi Fo’o dan Nitu potensinya bisa dikembangkan untuk skala rumahan. “Artinya kualitas batu berdasarkan peta geologinya wilayah Oi Fo’o dan Nitu sekitarnya batu gamping belum masuk batuan marmer,” ungkapnya.
Dijelaskannya, sesuai isi laporan tersebut, pembentukan marmer ada dua proses. Karena magma atau panas dan menjadikannya gamping dengan adanya tekanan tinggi.
Khusus wilayah Kota Bima, kata dia, pembentukan batuan marmer itu karena adanya interupsi magma, sehingga bisa terbentuk batuan marmer. “Ada tetapinya, yaitu proses kemudian terjadi jutaan tahun lalu, adanya dua sesar, geser dan turun sehingga menyebabkan marmer itu menjadi pecah-pecah,” terangnya.
Akibatnya, kata dia, muncul zona hancuran pada batuan sudah terbentuk tersebut. Ditandai munculnya mata air disekitarnya.
“Batuan marmer itu berbicara skala besar atau ukurannya, karena ada zona hancuran sehingga retak dan akibat proses belum sempurna menjadi hanya batuan gamping itupun bayak fosil atau kotoran sehingga mengurangi kualitas,” katanya.
Jika arahnya untuk skala rumahan, lanjutnya, bisa untuk hiasan dinding pagar.
H Fani, sapapannya, menjelaskan, agar usaha batu marmer dapat berjalan maksimal, selain menyiapkan program untuk dukungan peralatan, juga merencanakan pelatihan bagi warga yang akan menjadi kelompok usaha.
“Dengan persiapan dari sisi SDA, dana dan SDM yang matang, maka pemerintah optimis usaha batu marmer ini dapat berjalan maksimal. Jangan dilupakan juga proses perijinannya harus dilengkapi dulu,” tutupnya. (DED)
Berita ini ada perubahan pada foto dan sumber.
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.