Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Menghayati Sakit dengan Tetap Optimis

Oleh: Cukup Wibowo

 

Setelah saya sebagai bapaknya dinyatakan positif Covid-19 (6/7), kemudian adiknya Paras (8/7), kini Pandhu, sulung di keluarga kami menyusul dinyatakan positif sejak Sabtu, 11 Juli 2020. Sementara Ibu dan adiknya Jasmine (Firza) negatif. Seperti yang pernah saya tulis sebelum yang lain dinyatakan positif, saya tidak kaget. Dan sejak awal belajar untuk tidak kaget. Dan ketidakkagetan itu saya alirkan ke anak istri sebagai cara untuk mengajak mereka bisa belajar memaknai bahwa begitulah hidup. Jangan gampang kagetan. Kita tak akan pernah bisa memenuhi idealisasi pikiran dan kehendak kita karena pikiran kita itu terbatas. Maka saat apa yang kita inginkan tak terpenuhi kembalikan sepenuhnya kepada Sang Maha Pemilik Kehendak.

Dengan keadaan yang sedang kami alami, kami menyebut semua ini sebagai cara Tuhan memilih kami sebagai keluarga yang harus menjalani peran yang sudah jelas skenarionya. Tak perlu membandingkan diri dengan lainnya karena setiap hamba sudah berada dalam skenarionya masing-masing. Dengan tak semua anggota keluarga kami didera sakit, itu juga menunjukkan adanya kemudahan di tengah kesulitan yang kami hadapi. Sungguh adil Tuhan dengan caraNya yang membuat kami memiliki kesempatan untuk terus belajar memaknai hidup dan kehidupan.

Oleh kenyataan yang harus kami hadapi saat ini kami makin percaya bahwa perasaan gembira, sedih, atau emosionalitas lainnya itu mampir sesaat, tidak permanen. Saat kita gembira tak akan seterusnya kita gembira. Begitu juga saat kita terpuruk, tak akan selamanya terpuruk. Maka dalam keadaan gembira atau sedih, perasaan harus dialirkan dengan sewajarnya, tidak harus dengan cara berlebihan. Bila harus menangis ya menangislah, bila sedang tertawa karena hati merasakan kegembiraan janganlah berlebihan. Mensubstitusi perasaan yang berlebihan dengan cara bersyukur akan membuat kia terlatih sebagai pribadi yang tenang. Selalu berucap syukur kepadaNya dalam keadaan gembira maupun sedang sedih adalah cara untuk menguatkan keyakinan bahwa semua rasa itu tak lebih hanyalah titipanNya semata. Kita harus bersyukur bila menjadi pernah dititipi rasa yang membuat kita menjadi berpengalaman rasa.

Optimisme adalah kehendak yang dimiliki manusia dengan akal pikirannya. Pada kata sebaliknya, pesimisme adalah kemandekan pikiran yang tak ubahnya stroke yang mendera tubuh yang membuat tubuh menjadi tak maksimal menjalankan fungsi organ-organnya. Antara optimisme dan pesimisme ada titik antara yang bernama ikhtiar. Di titik antara itulah Tuhan membiarkan seluruhnya menjadi keputusan kita. Apakah kita mau melakukan atau tidak. Tubuh dengan pikiran yang bergerak atau diam itu adalah kehendak kita bukan kehendakNya.

Belajar dari cara sukses orang-orang yang mampu mengatasi kesulitannya adalah salah satu ikhtiar. Oleh contoh yang diperagakan oleh para pendulang sukses kita menjadi lebih mudah untuk menerapkan langkah yang sebelumnya tidak kita tahu. Kehidupan dengan isi peristiwanya ini adalah rangkaian contoh atas mana yang baik dan yang buruk. Mana yang harus kita tiru dan mana yang harus kita hindarkan.

Keluarga kami kini dengan nyata mengalami apa yang selama ini tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Kepada anak-anak yang sedang didera Covid-19 saya katakan, bila Tuhan memberi kita sakit itu berarti kita diberi kesempatan untuk merasakan penderitaan. Tak ada orang yang suka dirinya sakit tapi kenapa dia harus juga mengalami sakit, jawabnya ada di penghayatan. Menjadi dewasa itu karena pengalaman. Didera sakit akan membuat kita makin berpengalaman menyikapi tubuh yang didera sakit. Dan kelak bila kita sembuh, bagikanlah pengalaman saat menghadapi dan merasakan sakit itu. Mereka yang belum mengalami memang tak harus mengalami. Oleh alasan itu kita memiliki kesempatan untuk menjelaskan apa yang benar dinasehatkan nabi, jaga sehat sebelum datangnya sakit.

Memupuk perasaan bahagia itu bukanlah tindakan sulit bila memang diniatkan untuk menjadi mudah. Kebahagiaan itu perasaan yang digerakkan oleh pikiran yang trengginas, pikiran yang amat optimis. Dan tak bisa dipungkiri, optimisme adalah penggerak yang paling ampuh untuk membuat seluruh kesanggupan bisa berwujud. Itulah yang sedang kami dan keluarga lakukan saat ini, sebuah langkah untuk terus merawat gerak optimisme keluarga dalam menghadapi dan menyikapi deraan Covid-19.
Salam sehat selalu. Tetap berjarak percakapan dan tak lupa bermasker di masa pandemi yang belum berakhir ini.

Ruang Kontemplasi, Minggu, 12 Juli 2020

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bima, terpaksa menghentikan sementara menerima pasien baru untuk sejumlah ruangan, lantaran kian meningkatnya jumlah para tenaga kesehatan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Hasil Rapid Test (RDT) 2 warga Desa  Rato Kecamatan Bolo dan 1 orang dinyatakan Positif Covid- 19. Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten...

Pemerintahan

Kota Bima, Bimakini.- Tim dari Dikes dan Labkesda Kota Bima melakukan kontak tracking sekaligus melakukan swab antigen pada keluarga dan dan petugas di kediaman...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.-  Jumlah warga Kota Bima yang terpapar positif Covid-19 terus bertambah. Termasuk istri Walikota Bima, Hj Ellya terkonfirmasi positif. Istri Wali Kota...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Berdasarkan data pasien yang masih terkonfirmasi Covid19 di Puskesmas Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima per tanggal 18 Juli Tahun 2021, sebanyak 31 warga....