Pelatihan untuk penyuluh agama non PNS.
Bima, Bimakini.- Sebanyak 40 Penyuluh Agama Islam Non PNS Kabupaten Bima, Senin (10/8), mengikuti Pelatihan Teknis Substantif Moderasi Beragama Angkatan VI. Kegiatan yang berlangsung 10-15 Agustus digelar Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima dan dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima, Drs H Syahrir, M.Si.
Ketua panitia pelatihan, Drs I Made Winarta, M.Pd.H, mengatakan, berdasarkan program Balai Diklat Keagamaan Denpasar 2020, Pelatihan Teknis Substantif Moderasi Beragama Angkatan VI digelar di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima. Setiap tahun Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Kota Bima selalu mendapat jatah pelatihan baik pelatihan pendidikan Agama maupun pendidikan Keagamaan.
Kenapa hal ini terjadi? Kata I Made alias Pak De, karena dua daerah ini para peserta selalu serius untuk mengikuti pelatihan. “Bayangkan dalam satu tahun bisa dua hingga tiga kali diadakan pelatihan, disamping keseriusan peserta dalam mengikuti materi juga disebabkan melalui hasil FGD ( Focus Group Discition ) Para pejabat selalu minta pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme pegawai yang ada dijajarannya.
Dia berharap dengan pelatihan ini, penyuluh agama mampu berperan aktif sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Karena orientasi sikap dan semangat pengabdian mereka adalah kepada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat. Karena kegiatan Pelatihan ini dilaksanakan saat Pandemi Covid ini pelaksanaan pelatihan baik panitia, pemateri maupun peserta wajib menjalankan dengan ketat protokol kesehatan Covid 19 dengan menjaga jarak aman, cuci tangan, wajib pakai masker serta menggunakan face pelindung muka.
Kata dia, pemateri dari Balai Diklat Keagamaan Desanpasar. Mereka adalah Drs H Kusyamto, M.Pd, Ahmad Hisan, S.Ag, M.Pd dan dipandu oleh panitia, Drs I Made Winarta, M.Pd.H, Ni Siluh Komang Suitri, SE, Siti Yulaekah, I Nyoman Sutama.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bima, Drs H Syahrir, M.Si, menyambut antusias pelatihan ini dan berharap peserta mampu mengikuti pelatihan dengan santai tapi serius serta tidak lupa memperhatikan prosedur kesehatan. Meski diakui sangat ribet menggunakan masker dengan tameng face pelindung muka, mirip-mirip pasukan Israil yang akan membardir warga Palestina.
“Namun, semua harus mengikuti prosedur kesehatan Covid 19 dengan menjaga jarak aman, cuci tangan, wajib pakai masker serta menggunakan face pelindung muka,” katanya.
Selain itu, setiap pelatihan akan pasti berdampak baik kepada pesertanya/pegawai terutama dalam melayani masyarakat. Beberapa tugas penting penyuluh agama adalah edukatif, informatif, dan advokasi.
Edukatif, kata Syahrir, penyuluh agama dapat mencerdaskan masyarakat baik yang berkaitan dengan agama maupun yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Tidak hanya itu, penyuluh sebagai sumber informasi dapat memberikan informasi penting kepada masyarakat, baik yang bersumber dari Alquran maupun Al Hadits, tetapi juga melalui sumber-sumber informasi lain yang dapat dipercaya kebenarannya.
Tugas lainnya adalah sebagai advokasi yakni penyuluh dituntut untuk dapat mencarikan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah umat yang bergitu beragamnya. Bukan sebaliknya mengompori umat atau masyarakat dengan informasi yang tidak jelas hingga berdampak konflik. (BE02)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
