
Kepala BMKG Bima, Topan Satriya
Bima, BimaEkspres.- Kepala BMKG Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Satria Topan Primadi, SSi, mengimbau masyarakat Bima dan Dompu supaya waspada bencana hidromrteorologis dan kebakaran lahan di puncak musim kemarau 2020.
Kepala BMKG Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima Satria Topan Primadi, S. Si, mengatakan, musim kemarau 2020, sudah berada di depan mata. Saat musim hujan wilayah Bima dan Dompu dihantui bencana banjir dan tanah longsor.
“Bencana hidrometeorologis yang terjadi di wilayah Bima dan Dompu tidak melulu bencana banjir saat musim hujan, namun juga pada saat musim kemarau masyarakat Bima dan Dompu juga perlu waspada akan bencana kekeringan, kekurangan air bersih, dan kebakaran lahan pada periode puncak musim kemarau 2020,” katanya, Selasa.
Kata dia, Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahad (2/0) telah me-release infomasi pemutakhiran perkembangan musim kemarau 2020. Dalam pemutakhiran terbaru menjelaskan, 69 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau dan wilayah Nusa Tenggara Barat 100 persen telah memasuki musim kemarau.
“Selain infomasi mengenai awal musim kemarau BMKG juga menjelaskan prakiraan puncak musim kemarau 2020. Untuk wilayah NTB khususnya wilayah Bima dan Dompu prakiraan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus 2020,” jelasnya.
Berdasarkan pemutakhiran tersebut sebagian besar wilayah NTB tergolong dalam zona siaga kekeringan meteorologis, begitu pula dengan wilayah Bima dan Dompu sebagian besar tergolong dalam zona siaga kekeringan secara meteorologis.
“Namun, sebagian besar wilayah di Kabupaten Dompu tergolong dalam zona awas kekeringan meteorologis yang tersebar di Kecamatan Pekat, Kempo, Manggalewa, Woja, dan Dompu,” ujarnya.
Selain dihantui ancaman kekeringan dan kekurangan ketersediaan air bersih, kata dia, wilayah Bima dan Dompu juga rawan bencana kebakaran lahan pada periode puncak musim kemarau 2020.
“Berdasarkan data yang di peroleh dari LAPAN, terdapat 1.549 titik panas yang tersebar di wilayah NTB dan 916 titik terdeteksi di wilayah Bima dan Dompu selama Juli 2020,” ungkapnya.
Wilayah Kabupaten Dompu dengan wilayah terbanyak terseteksi titik panas selama Juli 2020 yaitu 508 titik panas, wilayah Kabupaten Bima terdeteksi 393 titik panas, dan wilayah Kota Bima terdeteksi 15 titik panas. Namun, perlu diketahui bahwa titik panas yang terdeteksi belum tentu merupakan titik api sehingga perlu dilakukan pengecekan ke lapangan.
“Musim kemarau telah tiba dan puncaknya sudah berada di depan mata, masyarakat dihimbau tetap waspada terhadap bencana atau dampak yang akan di timbulkan seperti kekeringan, kurangnya ketersediaan air bersih, dan kebakaran lahan serta hutan,” katanya. (BE05)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
