Kota Bima, Bimakini.- 15 tahun alami krisis air bersih, warga Bina Baru, Senin (11/9) membawa jirigen dan galon kosong mendatangi kantor Wali Kota Bima. Galon dan jirigen kosong ditenteng ibu-ibu di depan kantor Pemkot Bima.
Berbagai spanduk dengan sejumlah tulisan dipampang di oleh peserta aksi demo, “Pak Wali Kota Janda Butuh Air”, “Kami Berhak Mendapatkan Sumber Air Bersih”.
Korlap aksi, Imam Juardi menyampaikan, indah dan megahnya penataan dan pembangunan di Kota Bima selama ini, tersembunyi masalah besar. Krisis air bersih yang menjadi sumber kehidupan mayoritas warga Kota Bima tidak pernah dituntaskan oleh pemerintah selama ini.
Krisis air bersih, kata dia, bukan hal baru disejumlah wilayah di Kota Bima. Khususnya bagi warga Binabaru, Kelurahan Dara.
Pada tahun 2019, sebutnya, tercatat 16 kelurahan butuh air bersih, hingga membuat warga kesulitan. “Terpaksa membeli air bersih, jika tidak memiliki uang, terpaksa mengambil air sampai di dekat wilayah pegunungan Raja. Bahkan sampai di Hotel Mutmainah,” ujarnya.
Sementara untuk membeli air, kata dia, harus mengeluarkan uang Rp 75.000 untuk dua tiga hari saja. Sementara untuk mandi dan cuci masih andalkan air sungai.
Sementara janji Wali Kota Bima, kata dia, saat kampaye sampai saat ini belum direaliasikan. “Padahal Walikota Bima adalah pengusaha air namun rakyatnya kesulitan air bersih. Janji ambil alih PDAM hanya isapan jempol saja,” ujarnya.
Menurutnya, sikap Wali Kota Bima dan DPRD tidak memedulikan kebutuhan air besih warga. “Oleh karena itu, kami rakyat Binabaru memberikan ultimatum Wali Kota Bima dan DPRD untuk memerioritaskan air bersih, karena menjadi kebutuhan dasar. Mendesak Walikota Bima segera lakukan instalasi pipa air bersih ke lingkungan Binabaru,” ujarnya. (BE06)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.