Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Guru Honorer Desa Campa, “Buru” Jaringan untuk dapat Serifikasi

Guru Honorer di Desa Campa ini harus menempuh jarak 4 km menuju bukit untuk mendapatkan jaringan internet yang stabil.

Bima, Bimakini.- Setiap hari tenaga honorer sukarela  di Desa Campa, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai prasyarat mendapatkan tunjangan sertifikasi.

Untuk medapatkan jaringan internet, mereka  harus menempuh jarak 4 kilometer menuju dataran Doro Rada watasan desa setempat. Padahal di sekolah mereka masing – masing memasang Wifi, namun tidak cukup kuat jaringannya karena kapasitasnya kecil.

“Kita harus tempuh jarak 4 kilo meter menuju Doro Rada, untuk mendapatkan jaringan internet yang maksimal,” ujar Junaidin, SPd, Selasa (22/9).

Kata Junaidin, di lokasi,  duduk sambil memangku laptop untuk mengikuti kuliah online.  “Duduk tak beralas di lereng bukit bekas tanaman jagung tidak menyurutkan semangat kami demi memperoleh ilmu yang kemudian nanti akan meningkatkan kapasitas dan profesionalitas sebagai pendidik,” tuturnya.

Begitu pun kata Aulia Rahman, SPd, setiap kali berangkat kuliah daring di Doro Rada, selain membawa laptop dan smartphone. Juga membawa camilan untuk mengisi energi saat daring.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Bahkan salah seorang di antara kami membawa balita yang harus ditidurkan di samping, karena sewaktu waktu membutuhkan ASI,” ungkapnya.

Dijelaskannya, jam kuliah daring beragam, ada pagi, siang dan sore, bahkan sampai  malam. Jika ditempat ini jaringannya tidak stabil, maka harus mencari lokasi lain.

“Jika di Doro Rada tidak bagus jaringan internet, kita duduk di posko pemenangan salah satu paslon Bupati di Cabang Woro yang jaraknya 6 kilometer dari Campa,” ungkapnya.

Sudah hampir lima tahun keberadaan jaringan komunikasi di Campa, namun kapasitasnya masih kecil. Tidak seimbang dengan jumlah pengguna. Kekuatan jaringan lewat tower mini BTS  tidak maksimal.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Paket internet yang dibeli lebih banyak mengecewakan daripada memuaskan karena jaringannya sangat lelet, belum lagi kalau semua pengguna HP mengaktifkan paket internetnya maka akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian jaringan itu,” keluhnya.

Nining Kurniawati, SPd berharap, dengan permasalahan jaringan di Campa ini dapat diperhatikan oleh pemerintah. Yakni upaya peningkatan kapasitas jaringan sebagaimana yang diharapkan.

“Memang sudah ada tower BTS, tapi tidak dapat digunakan, apalagi kalau digunakan secara bersamaan dengan pengguna Hand Phone lainnya,” ujarnya. (BE07)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Secara fisik Republik Indonesia (RI) sudah 76 tahun merdeka, namun tidak dari sisi informatika. Seperti halnya Desa Ndano Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima,...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Wilayah Kota Bima yang tidak bisa akses jaringan (blank spot), hingga tahun 2021 tidak dianggarkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) karena...

Pendidikan

Bima, Bimakini.- Pelajar dan Mahasiswa Desa Sambori, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima, kesulitan akses jaringan biasa maupun internet. Padahal mereka dituntut untuk belajar online. Desa...

NTB

Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, meninjau secara langsung proses pemasangan Fiber Optic (FO) oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), di Kabupaten Lombok...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.- Warga Ndano Na’e Kelurahan Ntobo, Kecamatan Raba, Kota Bima, mengeluhkan tidak ada jaringan internet. Mereka kesulitan akses perkembangan  informasi di era...