Bima, Bimakini.- Pelajar dan Mahasiswa Desa Sambori, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima, kesulitan akses jaringan biasa maupun internet. Padahal mereka dituntut untuk belajar online.
Desa Sambori terletak di atas ketinggian gunung Kecamatan Lambitu. “Dari pertama adanya perkampung Desa Sambori, kami tidak pernah nikmati jaringan untuk sesuaikan diri dengan perkembangan era digital 4.0,” kata salah seorang warga, Ida Faridah, SIKom, Jumat (23/10).
Lanjut Ida yang juga guru honorer di salah satu Ponpes Sambori, kebutuhan yang mengharuskan jaringan yaitu bidang pemerintahan dan pendidikan. Walaupun bidang lain juga butuh, namun masih bisa dibijaksanai. “Khusus bidang pendidikan, sangat memperihatinkan. Karena Siswa dan Mahasiswa yang sekolah di luar Sambori, membutuhkan jaringan untuk dapat akses informasi,” ujarnya.
Belajar online di era pandemi Covid19, harus tetap berada dalam jaringan. Tapi pada prakteknya, pelajar di Sambori harus bolak balik tiga sampai empat kali dalam sehari di atas ketinggian gunung penuh tanjakan. Tidak ada listrik dan tidak berpenghuni untuk dapat akses jaringan. “Apalagi yang jadwal belajar maupun kuliah malam, hingga harus ditemani keluarga atau orang tua karena bisa selesai sampai jam 10 malam,” katanya saat mendampingi adik-adiknya di atas gunung yang bisa akses jaringan.
Dengan jarak dari rumah ke jaringan 3 km. Kadang tidak sampai, karena terhalang hujan. Saat mendung saja, jaringannya tidak bisa terkoneksi dengan baik. “Belum lagi terkendala andorid atau batreinya yang tidak mampu tampung daya sesuai kebutuhan, mereka harus balik supaya terhubung dengan listrik untuk lakukan pengisian,” sesalnya.
Sementara saat ini, generasi Sambori lebih banyak yang menuntut ilmu di luar daerah. “Khususnya Mahasiswa,” terangnya. (BE10)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.