Bima, Bimakini.- Pemasukan zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bima jauh dari ditargetkan. Sesuai ditargetkan, untuk Tahun 2020 mestinya zakat yang masuk sebesar Rp 10 miliar, namun realita yang didapat hanya Rp 2 miliar.
“Minimnya pendapatan zakat disebabkan musibah corona, karena para petugas takut turun ke lapangan kuatir terjangkit viru mematikan itu,” ujar Ketua Baznas Kabupaten Bima, H Abubakar, BA di ruangannya, Selasa (13/10).
Selain itu, kata H Usman, kurangnya pendapatan zakat disebabkan pula kurangnya tingkat kasadaran masyarakat dalam hal bayar zakat pada Badan Amil Zakat (BAZ). Lebih – lebih Aparatur Sipil Negara (ASN) khusunya guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat minim membayar zakat pada BAZ.
Sambungnya, hingga saat ini masih sulit mengajak masyarakat membayar pajak melalui Baznas. Padahal sosialilasi sering dilakukan, bahkan kita bekerjasama dengan beberapa unsur di tiap – tiap kecamatan.
Dijelaskannya, pendapatan zakat Rp 2 miliar itu, bersumber dari zakat harta benda atau zakat pertanian, zakat perdagangan dan zakat fitrah.
“Peruntukan Rp 2 miliar itu untuk delapan asnaf. Yakni Fakir Miskin, Mualaf, Sabilillah dan lainnya,” imbuhnya.
Imbasnya, sebutnya, minimnya pendapatan zakat berkurangnya jumlah bantuan, seperti hal nya untuk masyarakat yang sakit, musibah kebarakaran dan lainnya.
“Dulu, untuk masyarakat yang butuh biaya berobat lanjut ke Mataram, dapat kita berikan bantuan hingga jutaan rupiah. Sekarang kita dapat memberi bantuan paling tinggi Rp 500 ribu. Sedangkan untuk masyarakat yang berobat di Rumah Sakit daerah Kabupaten Bima hanya Rp 300 ribu,” ungkapnya.
Dirinya berharap, tingkat kesadaran masyarakat untuk membayar zakat pada BAZ semakin tinggi, karena membayar zakat itu perintah Agama Islam.
“Membayar zakat itu adalah perintah, supaya harta kita dijaga oleh Allah SWT. Jadi, jangan harap harta kita terjaga, kalau tidak mau membayar zakat,” tutupnya. (BE07)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.