Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Dibalik Banyaknya Nakes Positif Covid19, Pasien tidak Jujur, Layanan Kesehatan Pun Ditutup

Proses tes swab berkala yang dilakukan RSUD Bima kepada para Nakes.

Bima, Bimakini.- Belakangan ini, sejumlah layanan kesehatan mulai dari Puskesmas, Klinik Swasta bahkan hingga sekelas Rumah Sakit Umum Daerah di Bima, Nusa Tenggara Barat terpaksa ditutup akibat banyaknya petugas tenaga kesehatan (Nakes) yang dinyatakan positif terpapar Covid19.

Paling menghebohkan, diumumkannya pihak RSUD Bima hingga Pemerintah Kabupaten Bima, akan menutup nyaris semua pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Bima, ditutup sementara pertanggal 11 November sampai waktu yang belum ditentukan.

Praktis masyarakat terlebih para pasien yang tengah menjalani perawatan rumah sakit maupun layanan kesehatan lainnya  dibuat geger bukan kepalang. Pasalnya warga yang tengah menderita sakit kebingungan kemana mereka harus memeriksa dan merawat dirinya.

Dari data yang disebutkan Humas RSUD Bima, dr Muhammad Akbar kepada media ini, hingga kini total sementara yang terkonfirmasi positif Covid_19, sebanyak 46 orang. Mulai dari dokter, perawat, bidan, apoteker serta bagian administrasi.

Hasil ini diketahui kata Akbar, setelah dilajukan tes swab berkala yang digelar secara rutin oleh pihak RSUD Bima, saban pekannya untuk para petugas kesehatan yang bertugas di RSUD Bima.

“Sampai hari ini kita masih terus lakukan swab kepada para Nakes kita. Itu liat, lagi ngantri. Ini rutin kita lakukan,” ujar Humas RSUD Bima dokter Muhammad Akbar kepada media ini seraya menunjuk proses swab para petugas kesehatan.

Penutupan Rumah Sakit Umum Daerah Bima ini juga telah dilakukan sebelumnya pada beberapa ruangan seperti halnya ICU, Ruang Operasi lantaran alasan yang serupa. Dokter dan perawat nya positif Covid_19.

Yang parah kini katanya hingga dilakukan penutupan, tidak hanya Nakes atau tenaga kesehatan saja, melainkan petugas lain seperti petugas administrasi serta para satuan pengamanan. “Ini semua kita lakukan Swab, kepada para Satpam juga. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diketahui diinginkan,” tegasnya.

Kini lanjutnya, sejumlah ruangan mulai dari ruang perawatan atau zal bedah, ruang perawatan pelayanan Kebidanan dan kandungan, semua pelayanan rawat jalan atau poliklinik seperti Poli Bedah, Poli Kandungan, Poli Gigi, Poli Mata, Poli THT, Poli Syaraf, Poli Penyakit Dalam, Poli umum, Poli jiwa, Poli Paru dan Poli anestesi ditutup sementara.

Diceritakan Akbar, mula dari banyaknya para petugas kesehatan mulai dari dokter hingga perawat dan bidan, akibat ketidakjujuran para pasien yang memeriksakan dirinya pada para dokter dan perawat jaga sekitar.

“Karena mereka takut disebut sebagai pasien Korona itu. Namun dampaknya ini cukup meluas, kita yang jadi korban karena ketidakjujuran pasien ini,” ujar Akbar menjawab media ini di RSUD Bima.

Namun terkadang ungkap Akbar juga mereka (pasien, Red) tidak mengetahui apa itu jenis penyakit yang mereka derita. Sehingga katanya gejala penyakit yang dirasa dianggap biasa saja.

Agar penyebaran Covid_19 tidak meluas dan kian masif, Akbar mengimbau kepada masyarakat atau pasien agar jujur memberitahukan penyakit atau yang dirasakan kepada para petugas kesehatan seperti halnya dokter. Agar katanya, tidak terkena dampak meluas hingga yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan dapat terbantu.

Selain RSUD Bima, sejumlah rumah sakit lain seperti halnya Rumah Sakit Umum Kota, serta sejumlah Puskesmas di Kota maupun Kabupaten Bima juga terpaksa ditutup dengan alasan serupa. Lantaran banyaknya para dokter, perawat hingga petugas kesehatan lain yang terpapar Covid_19.

Penelusuran media ini ada banyak dampak lain akibat penutupan RSUD serta Puskesmas di Bima, dimana masyarakat yang menderita penyakit terlebih menyerupai gejala Covid_19, enggan bahkan ogah untuk memeriksakan diri mereka ke rumah sakit serta pelayanan kesehatan lainnya.

“Ya semata-mata karena takut dibilang Korona ini. Siapa yang ga takut coba Mas, padahal cuman penyakit biasa seperti flu langsung disebutkan korona,” ujar salah seorang warga Kabupaten Bima bernama Anggi.

Pria 27 tahun tersebut bahkan rela menahan sakit yang dideritanya selama berminggu-minggu, lantaran menahan diri untuk memeriksakan diri ke puskesmas ataupun rumah sakit serta tempat praktek dokter.

“Paling banter saya periksakan diri saya ke klinik swasta. Asli takut banget saya Mas. Takut dibilang Korona,” ungkapnya dengan nada melemas dan masih menahan sakit yang derita seperti flu dan demam.

Selama pandemi Corona Virus Disease 2019 merebak, pria yang berprofesi sebagai ojek online di Bima tersebut, ia dan keluarganya menahan diri untuk memeriksakan diri mereka ke rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya.

“Karena juga punya teman dan tetangga dari kesehatan, paling kita minta bantuan periksakan diri dan minta rekomendasi obat apa saja yang harus di minum,” ungkapnya.

Sementara seorang warga lain di Kota Bima Una mengaku selama masa pandemi Covid_19 ini, agar terhindar dari berbagai penyakit terlebih seperti gejala Covid_19, ia rajin meningkat sistem imunitas tubuhnya. Mulai dari berolahraga, makan makanan yang sehat dan bersih serta mematuhi protokol kesehatan Covid_19.

Pantauan media ini di Rumah Sakit Umum Daerah serta tempat pelayanan kesehatan lainnya yang ditutup sementara, cukup berdampak pada semua lini. Selain angka kunjungan yang menurun drastis, suasana di rumah sakit cukup kontras. Dimana yang biasanya ramai pengunjung, kini bahkan nyaris kosong melompong.

Dampak lain, petugas parkir, penjual di sekitar tempat layanan kesehatan ini juga ikut sepi melompong. Mereka mengaku sangat merasakan dampak hingga berpengaruh ke penghasilan mereka sehari-hari.

“Biasanya sehari saya dapat itu bahkan sampai jutaan Mas, tapi sejak rumah sakit ditutup jadi berkurang jauh. Ratusan ribu aja ga sampai,” keluh salah satu penjual di sekitar RSUD Bima, Lisa. (Ikra Hardiansyah)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemilu Serentak 2024

Bima, Bimakini.- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima dan RSUD Sondosia siap untuk membentu menanganani jika ada peyelenggara Pemulu 2024 yang membutuhkan penanganan medis....

Pemerintahan

Bima, Bimakini.-  Bupati Bima dan  tenaga medis diharapkan memberikan pelayanan paripurna kepada masyarakat. Harapan itu disampaikan Ketua Tim Survei Akreditasi Lembaga Akreditasi Rumah Sakit...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bima, terpaksa menghentikan sementara menerima pasien baru untuk sejumlah ruangan, lantaran kian meningkatnya jumlah para tenaga kesehatan...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.- Kasus pengancaman  tejadi di ruang IGD  RSUD Bima, Ahad (15/8/2021).  Tiga terduga pelaku diamankan polisi setelah mengancam tenaga kesehatan (Nakes) dengan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Sebanyak tujuh Tenaga Kesehatan (Nakes) dari RSUP NTB membantu pelayanan pasien Covid19 di RSUD Sondosia, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Yakni empat orang...