Dompu, Bimakini.- Tragedi jatuhnya bongkahan batu di tanjakan Nanga Tumpu, tiap tahun terjadi dan selalu jatuh korban. Tetapi pemerintah belum terlihat memberikan solusi.
“Mestinya sebelum terjadinya musim hujan pihak terkait melakukan deteksi dini lokasi di nanga tumpu yang rawan longsor,” kata Ibrahim warga Desa Nanga Tumpu Kecamatan Manggelewa, Dompu, Ahad (13/12).
Pemetaan titik yang dianggap rawan itu, kata dia, penting agar ketika musim hujan bisa diberikan tanda bagi pengguna jalan untuk berhati hati. Jatuhnya bongkahan batu dan longsoran itu tidak bisa diprediksi, tapi minimal sudah tanda tanda peringatan. “Jangan sampai ada nyawa lagi yang menjadi korban tragedi Nanga Tumpu,” harapnya seraya mengakui tiga kali seminggu bolak balik Dompu – Nanga Tumpu.
Harapan yang sama disampaikan warga Kwangko Suryadin, yang mengakui tiap memasuki musim hujan harus berhati-hati ketika melewati tanjakan Nanga Tumpu. “Longsoran dan jatuhnya bongkahan batu terjadi tiap tahun,” katanya.
Namun sampai saat ini Suryadin mengakui belum melihat upaya preventif dari pemerintah untuk meminimalisir terjadinya longsoran itu. “Minimal ada titik titik yang diberi tanda agar pengguna jalan berhati-hati,” harapnya.
Tahun ini sudah dua pengendara yang tewas. Belum lagi pengendara yang mengakui nyaris terkena bongkahan batu. (BE03)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.