Connect with us

Ketik yang Anda cari

NTB

DPRD NTB Wacanakan Interpelasi, Mi6 Nilai Hanya Sebatas Quasi Wacana Retorika

Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto SH didampingin Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathulah, SE dan Kepala Litbang Mi6 ,  Zainul Pahmi, M.Pd.

Mataram, Bimakini.- Wacana DPRD NTB akan menggunakan interpelasi untuk menyoal Gubernur NTB, dinilai hanya sebatas quasi wacana retorika yang sulit terealisasi. Selain dasar alasannya, juga karena objek yang dipersoalkan adalah beberapa program unggulan daerah, dan bukan kebijakan atau keputusan-keputusan pribadi Gubernur.

“M16 yakin, (wacana) interpelasi untuk Gubernur NTB Doktor Zul, ini hanya manuver politik  sesaat dari politisi  Udayana untuk sekadar test the water, ” kata Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto SH didampingin Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathulah, SE dan Kepala Litbang Mi6 ,  Zainul Pahmi, M.Pd.

Apalagi, papar Didu – sapaan akrab Direktur M16 -, alasan dalam wacana interpelasi itu adalah tentang ketidakberhasilan sejumlah program unggulan Pemprov NTB.

Sebelumnya, sejumlah angota DPRD NTB memunculkan wacana tentang rencana interpelasi kepada Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah. Beberapa program yang disoroti termasuk program Industrialisasi yang dinilai gagal dan tidak membuahkan hasil.

Didu menekankan, alasan interpelasi tersebut sangat naif. Sebab, program unggulan Industrialisasi dan program unggulan lainnya merupakan program daerah yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB. Tentu saja juga melalui persetujuan dewan.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Industrialisasi,Zero Waste , dan lainnya yang menjadi unggulan, kan sudah masuk dalam RPJMD NTB, sehingga ini menjadi produk yang disepakati bersama eksekutif dan legislatif di NTB. Ini sudah menjadi program harapan masyarakat NTB, bukan lagi milik atau gagasan pribadi Gubernur,” katanya.

Mengupas tentang program daerah, Didu mengatakan, hal tersebut juga sudah tertuang dan diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang mengatur tentang hubungan pemerintah daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

Didu memaparkan, fungsi pemerintah daerah adalah sebagai eksekutif dan DPRD sebagai badan legislatif daerah. Adanya fungsi tersebut diharapkan dapat mewujudkan mekanisme cheks and balance menuju tercapainya tata pemerintahan yang baik (good governance).

“Adapun kedudukannya setara dan bersifat kemitraan yang saling mendukung, bukan merupakan lawan atau pesaing satu sama lainnya,” papar Didu.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Menurutnya, dengan bersandar pada hal tersebut maka sangat kecil kemungkinan DPRD bisa menyoal program unggulan yang sudah dibahas bersama dan masuk dalam RPJMD. Sebab, terkait anggaran dan pembiayaan program pun sudah diketok DPRD melalui APBD setiap tahunnya.

“Artinya Industrialisasi ini kan menjadi kerja bersama Pemda dan DPRD. Pemda melaksanakan dan DPRD mendampingi dan mengawasi. Kalau ini disoal, maka dewan juga membuka kinerja mereka yang kurang baik juga,” urainya.

Sementara itu Sekretaris Mi6 , Lalu Athari menambahkan program unggulan NTB Gemilang, termasuk industrialisasi dan zero waste adalah program jadi yang gagasan dan perencanaannya sudah melalui mekanisme pemerintahan daerah. Sudah disetujui DPRD yang menjadi representasi masyarakat NTB. Sehingga program-program ini menjadi program bersama yang harus dikawal keberhasilannya.

“Kalau alasan interpelasi adalah menyoal program unggulan, ya masyarakat juga sudah cerdas menilai. Ini saya pikir ada muatan politis, lebih sekadar menyoal keberhasil program. Apalagi pemerintahan Dr Zul ini kan baru 2 tahun lebih, nggak fair jika diukur untuk keberhasilan program yang punya jangka 4-5 tahun,” tegasnya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Athari meyakini, wacana interpelasi DPRD untuk Gubernur Zulkieflimansyah hanya sekadar wacana penghangat konstelasi dan pesan  politik semata yang harus dipahami maksudnya.

“Karena proses interpelasi juga nggak bisa langsung sekejab mata. Ini ada prosesnya, ada pengusulan ada kesepakatan bersama di dewan, baru bisa terlaksana,” katanya.

Dia mengatakan, dugaan politisasi di wacana interpelasi bisa nampak dari anomali yang muncul. Di mana partai Demokrat sebagai partai pengusung pasangan Zul-Rohmi justru gencar mewacanakan interpelasi ini. (BE04)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Politik

Bima, Bimakini.- Pergantian Mori Hanafi sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB dari fraksi partai Gerindra menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Khususnya dari kalangan masyarakat...

Politik

Mataram, Bimakini.- Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra H. Bambang Kristiono, SE (HBK) angkat bicara terkait pergantian posisi Wakil Ketua DPRD Prov....

Ekonomi

Bima, Bimakini.- Kunjungan Kerja Panitia Khusus (Pansus) I DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat menjaring aspirasi  Kelompok Petani Garam bagi penyusunan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi...

NTB

Mataram, Bimakini.- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, menggelar silaturrahmi bersama para pimpinan dan anggota DPRD NTB, di pendopo Gubernur NTB, Senin (19/10/2020). Dalam silaturrahmi...

NTB

Mataram, Bimakini.- Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Provinsi NTB tentang perubahan atas Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2019, mendapat persetujuan dari DPRD Provinsi NTB....