Bima, Bimaikini.- Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk jenis Urea Subsidi melonjak dibandingtahun sebelumnya. Yakni dari HET per zak sebesar Rp 90. 000 menjadi Rp 112.500. Terkait perubahan HET pupuk jenis Urea Subsidi tersebut, petani berharap ada kenaikan harga jagung.
Salah satu petani jagung di Bolo, Sudirman mengatakan, melonjaknya harga pupuk Urea Subsidi mestinya diimbangi dengan kenaikan harga jagung. Hal itu harus diperjuangkan oleh punggawa kebijakan di Kabupaten Bima.
“Harga pupuk Urea Subsidi melonjak, Eksekutif dan Legislatif harus memperjuangkan harga jagung supaya naik juga,” ujarnya, Ahad (14/2).
Sambungnya, untuk menanam jagung petani harus merogoh kocek yang sangat banyak, bahkan dihitung sampai panen akan mengeluarkan biaya sekitar Rp 8 juta untuk 1 hektar lahan jagung.
“Untuk mengurus mulai tanam hingga panen jagung, tidak jarang petani pinjam uang dari orang lain. Toh kalau gagal panen, harus gigit jari,” kisahnya.
Petani lainnya, Ibrahim mengungkapkan, dirinya sepakat dengan Sudirman bahwa pemerintah dan anggota DPRD dapat memperjuangkan supaya harga jagung naik. Sehingga dapat mengimbangi biaya pengeluaran mulai tanam hingga panen jagung.
“Semoga pemerintah dan DPRD berjuang untuk petani, demi terwujudnya kesejahteraan bagi petani,” pintanya. (BE07)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.