Dompu, Bimakini. – Seorang remaja bernama Waliadin alias Adeng yang masih berumur 14 tahun asal Desa Kadindi, Kecamatan Pekat nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, melilit tali nylon di lehernya, Rabu (03/02) di rumahnya.
PaurSubbag Humas Polres Dompu, Aiptu Hujaifahm., Kamis (04/02) mengatakan bahwa kisah pilu itu terjadi diduga karena keinginan korban yang ingin dibelikan sepeda motor tidak bisa dipenuhi oleh ibu dan neneknya, karena tidak mampu.
“Korban juga sangat ingin bertemu dengan ayahnya, hal itu sering ia tanyakan kepada ibunya dan selalu dijawab tidak tau, sehingga korban mengalami depresi dan memilih mengakhiri hidupnya,” jelas Hujaifah.
Katanya, selama ini korban tinggal bersama neneknya, kedua orang tuanya bercerai saat korban berusia 5 tahun. Sejak saat itu ia tak pernah lagi bertemu dengan ayahnya.
“Beberapa hari terakhir sebelum kejadian, korban terlihat oleh pihak keluarga sering duduk bermurung diri dan lebih banyak mengurung diri di dalam rumah,” ujarnya.
Diungkapkannya, peristiwa mengenaskan itu pertama kali diketahui oleh neneknya, Sahri ina Fajri (65) yang tinggal serumah dengan korban.
Saatitu, nenek korban sedang memasak di dapur, ia mendengar suara sesuatu yang jatuh di dalam rumah. Penasaran akan suara itu, sang nenek pun menuju sumber suara.
“Sampai di dalam rumah, nenek korban sangat terkejut kala melihat cucunya dalam keadaan tidak bernyawa yang masih terlilit seutas tali nylon yang sudah putus. Ia berteriak dan menangis sehingga terdengar oleh tetangga,” ceritanya.
Mendengarteriakan itu, lanjut Hujaifah. Warga setempat datang dan membantu melepaskan ikatan tali dan mengangkat korban ke tempat tidur.
KapolsekPekat, Ipda Muh Sofyan S.Sos bersama anggotanya tiba di TKP dan berkoodinasi dengan pihak keluarga serta melakukan olah Tempat kejadian Perkara (TKP).
“Hasil koordinasi, pihak keluarga mengikhlaskan insiden tersebut sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan Visum Et Repertum (VER),” sebutnya. (BE11)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.