Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Review Sejarah, UKM Biru 9 STIE Bima Gelar Pra Pentas Tunggal Perang Ngali

Crew Pentas Perang Ngali

Kota Bima, Bimakini.- Untuk mengingat dan menggali kembali sejarah perang Ngali di zaman penjajahan Belanda tahun 1908-1909, UKM BIRU09 STIE Bima akan menggelar pertujukan pentas tunggal ” Pegelaran Lakon Perang Ngali”.

Rencana pagelaran pentas tunggal Pertujukan  Lakon Perang Ngali, Sabtu sore (20/2) di Kampus STIE Bima. Sejumlah mahasiswa akan berperan menjadi  Ompu Kapaa, H Amin Said, Abas Daeng Manasa (utusan sultan)  petugas Belanda, Jubaidah.

Wakil Ketua III, STIE Bima,  Muhajirin MM mengatakan, pentas ini termasuk juga bagian dari industri kreatif dan hiburan. Karena  membutuhkan tanaga, pikiran dan konsisten dalam menjalankannya.

Menurutnya, industri kreatif yang menghibur penonton, bukan hal gampang. “Harus kita pahami konteksnya, kesiapan fisik dan mental,” ungkapnya.

Di dalam industri kreatif, jelasnya, butuh belajar giat. Apalagi di Bima industri kreatif baru, sehingga penting untuk dimaksimalkan. “Kami mendukung mahasiswa agar punya kemampuan saatnya nanti,” ujarnya.

Pimpinan produksi pentas Lakon Perang Ngali, Yogi Arianto juga Ketua Kerja UKM Biru09 mengatakan, berbagai persiapan telah dilakukan berbulan-bulan. Latihan peran guna memaksimalkan masing-masing peran saat pentas nantinya.

Naskah sejarah kemudian dituangkan dalam  skrip pentas Lakon Perang Ngali. Kata Yogi telah dilakukan penelitian naskah sejarah sejak tahun 2016, termasuk turun langsung ke Desa Ngali bertemu saksi sejarah maupun sejarawan.

Namun karena beberapa kendala baru dapat dipentaskan tahun 2021 ini dengan harapan sejarah Perang Ngali diketahui oleh generasi.

Sementara penulis Naskah Lakon Perang Ngali mengungkapkan, Perang Ngali adalah manifestasi dari perlawanan rakyat Bima terhadap penjajahan Belanda kala itu. Bukan saja orang Ngali, tetapi juga dari beberapa wilayah lain di Bima tergabung di dalamnya.

Perang Ngali berkecamuk sejak tahun 1908 walaupun awalnya sudah mulai bergeliat sejak tahun 1905 saat ekspansi VOC belanja memperluas daerah jajahannya di tanah bima. Perang Ngali sendiri selain persoalan perlawanan rakyat atas pemaksaan dan Pajak tinggi memberatkan rakyat yang saat itu diterapkan juga berkaitan dengan akidah.

“Kemarahan itu sebenarnya awalnya ada menentang membayar pajak, kemudian bergeser ke ranah akidah, karena diduga ada upaya penjajah menanamkan akidah lain,” ungkapnya.

Sutradara Pentas Lakon Perang Ngali, Bangkit mengaku bidang seni pentas sebenarnya sudah berkecimpung sejak tahun 2002 sampai 2021. Namun selama ini aktif membimbing event di luar daerah.

Kenapa dirinya kemudian tertarik menyutradarai  lakon ngali Ngali, karena melihat banyaknya catatan sejarah Bima selama ini masih banyak yang belum diketahui oleh masyarakat, terlebih generasi saat ini.

Selama ini menurut Bangkit puluhan tahun kita hanya disuguhi Sejarah-sejarah kebesaran daerah lain. Untuk itu dirinya coba membaca kembali naskah perang Ngali memang sebenarnya sangat bangus untuk diangkat seni panggung, juga bisa berlanjut dibuat film.

Dirinya membuat pentas Lakon perang ngali dengan konsep konvensional, apapun dimunculkan di atas panggung digambarkan semirip mungkin, termasuk properti, kostum harus semirip mungkin realita saat ngali atau Bima tahun 1908.

“Dialog dalam pentas, saya tak gunakan dialeg seperti puisi, saya sentuh dengan dialog konfensional, masyarakat Bima umumnya suka dengan gaya dialog seperti pada umumnya,” ujarnya.

Untuk bangunan konsep, ruhnya lakonnya Perang Ngali. Bukan saja suguhkan edukasi saja tentang perang ngali sedetail mungkin, karena bisa saja itu didapat dengan membaca buku. tetapi berbicara panggung ada nilai hiburannya, kombinasi keduanya bisa membuat reaksi emosional penoton.

Kenapa tertarik sutradara Perang Ngali?  Dari sisi sejarahnya, selama ini pelajaran sejarah nasional sebelumnya banyak disuguhkan sejarah daerah lain, Majapahit, Singosari. Sementara sejarah sendiri tidak dikenal.

“Minimal melalui acara lakon ini tahu ada sejarah besar yang tak tercatat di Bima di tahun 1908. Melalui lakon ini generasi akan tertarik dan mau mempelajari dan mencari tahu sejarah kita sendiri,” ujarnya. (BE06)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini.- Mahasiswa Pecinta Alam MAHAPETA Sekolah Ilmu Ekonomi (STIE) Bima,  kembali sukses menggelar Lomba Lintas Alam (LLA) ke-VI tingkat NTB. Kegiatan yang...

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Saat ini NTB memiliki banyaknya Event Internasional. Ini seharusnya menjadi kesempatan pengembangan UMKM di Bima dan Dompu.  Menjadi kesempatan untuk bisa...

CATATAN KHAS KMA

    INI soal kebutuhan dasar, air. Inilah yang dialami warga bukit Jatiwangi. Bukit indah di sisi utara Kota Bima ini, butuh air. Untuk...

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Setelah diumumkan sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi di NTB yang lolos Program Wira Usaha Desa (Wiradesa), Rabu Pagi, 8 September 2021, Sekolah...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Mahasiswa KKN STIE Bima kelompok IV gandeng Karang Taruna (KT) Mekar Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Bima menggelar Bakti Sosial (Baksos) membersihkan Tempat...