Bima, Bimakini.- Kasus raibnya saldo nasabah pada Bank Nasional Indonesia (BNI) kembali terjadi. Kali ini dialami salah satu nasabah bernama Mustafa, dimana saldonya terkuras hingga Rp 14 juta pada awal Januari 2021 lalu.
Namun hingga memasuki pertengahan Februari ini, proses pengembalian yang di janjikan pihak BNI Cabang Woha, hingga Rabu (17/02) diakuinya jua belum ada titik terang untuk proses pergantian saldonya.
“Padahal di janjikan 14 hari ke depan akan masuk kembali proses pengembaliannya. Kalau ga pagi, ya siang sampai sore. Tapi sampai malam bahkan sampai hari ini, belum ada juga,” ujar Mustafa kepada media ini Rabu (17/02).
Diceritakan pria yang akrab di sapa Baba Go tersebut, pada 10 Januari 2021 lalu, tetiba ia menerima notifikasi via Mobile Banking, saldonya ditarik oknum tak dikenal sebesar Rp 1,5 juta di daerah Surakarta. Berlanjut kemudian dengan jumlah serupa pada wilayah berbeda hingga terkuras sejumlah 14 juta rupiah pada hari itu juga.
“Sore harinya saya langsung melaporkan ke sini (BNI Woha, Red) cuman karena sudah sore dan ditutup pelayanan makanya saya lanjut lapor keesokan hari nya,” ulasnya dengan nada lirih.
Saldonya puluhan juta tersebut, hanya disisakan sembilan juta, pasca-ia melaporkan kasus tersebut. Hanya saja yang ia sesalkan, pihak bank tidak memblokir atau menutup nomor rekening miliknya tersebut hingga kini.
Berkali-kali pria asal Ngali tersebut mengaku, datang meminta kejelasan pihak BNI Woha, hingga puncaknya pada Rabu (17/02) ia masih mendapatkan jawaban serupa yang jua masih gamblang. “Sampai kapan saya begini terus tagih dan tidak ada kejelasan. Apa mau dibeginikan terus?,” tanyanya dengan dahi mengkerut.
Ia mendesak pihak BNI segera mengganti uangnya yang terkuras tersebut, sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan yang cukup bonafit di Indonesia tersebut. Terlebih uang tersebut sangat ia butuhkan untuk modal ia bertani bersama orang tuanya.
“Lalu apa gunanya kami menabung dan menyimpan uang di bank kalau keamanannya saja begini. Terus tidak ada kejelasan mau di ganti atau tidak? Saya harus bagaimana? Ini uang saya dan hak saya. Kita banting tulang mencarinya,” tuturnya kesal.
Sementara itu, Ayu Safitri Pemimpin BNI KCP Woha yang dikonfirmasi media ini Rabu sore berjanji, akan mengurus laporan nasabahnya tersebut serta terus melakukan proses investigasi.
“Sudah kami urus Bapak, sudah saya jelaskan ke nasabahnya, sedang dalam proses investigasi, dan terus kami lakukan pemantauan setiap hari untuk perkembangannya,” jawabnya melalui Chat WhatsApp.
Nasabah yang dimaksud pun lanjut Ayu, mengaku sudah besedia menunggu proses yang tengah diupayakan pihaknya. (BE09)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.