
Pertemuan untuk menyalurkan kembali air PDAM untuk pelanggan Kota Bima.
Kota Bima, Bimakini.- Pascaditerjang banjir bandang tahun 2016, jaringan perpipaan dan sarana pendukung operasional PDAM Bima rusak berat. Sementara Pemkab Bima sedikitpun tidak pernah menggelontorkan bantuan untuk perbaikan.
Imbasnya kondisi perusahaan milik Pemkab Bima beroperasi di Kota Bima itu seolah mati suri. 10 ribu pelanggan hilang berimbas pada pendapatan perusahaan anjlok, sementara biaya operasional lebih besar. Gaji karyawan pun tertunggak hingga 26 bulan.
Direktur PDAM Bima, Khairuddin mengaku sejak banjir bandang menerjang Kota Bima dipastikan banyak jaringan perpipaan dan meteran rusak. Sejak saat itu sampai saat ini pun tidak ada perbaikan.
Pasca banjir bandang dari 13 ribu pelanggan tersisa hanya 3000 pelanggan saja. Alasannya kerusakan jaringan hingga meteran. Dari sisa pelanggan pemasukan dari pembayaran rekening tagihan tersisa hanya Rp 180 juta. Sementara sebelumnya banjir dengan pelanggan diangka 13 ribu mencapai Rp 600 juta. “Kalau saat ini untuk biaya operasional saja tidak cukup, apalagi mau membayar gaji karyawan,” keluh Khairuddin.
Kalkulasi angka penerima dari pelanggan hanya Rp 180 juta, sementara biaya operasional setiap bulannya mencapai Rp 250 juta atau Minus 70 juta.
Biaya operasional setiap bulannya untuk pembayaran listri sembilan titik mesin dan pembelian bahan kimia penjerih air khusus nya di musim penghujan.
Dengan kondisi PDAM saat ini, dirinya pun menyambut baik rencana Wali Kota Bima untuk bersama memiliki PDAM dengan Pemkab Bima. Dengan demikian PDAM Bima bisa mendapatkan suntikan dana dari Pemkot Bima untuk membangun kembali PDAM kedepannya. (BE06)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
