Bima, Bimakini.- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, bekerjasama dengan Yayasan Adventist Development and Relief Agency (ADRA) Indonesia, menggelar pelatihan pemetaan potensi bencana secara partisipatif, di aula Kantor Bupati Bima, Rabu (7/4/2021). Ini adalah program Locally Led Disaster Preparedness and Protection (LLDPP) Project atau Kepemimpinan Lokal dalam Kesiapsiagaan dan Perlindungan Bencana.
Kegiatan ini terlaksana melalui konsorsium dengan Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Redr Indonesia, Pujiono Centre, Plan International Indonesia dan didukung penuh oleh European Commission Humanitarian AId (ECHO).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima, Aries Munandar, mengatakan, dengan didukung ADRA Indonesia, menginisiasi adanya pertemuan antara relawan penggiat kebencanaan, unsur TNI, Polri, SAR, BMKG, OPD Teknis, TRC, Tagana, PMI, NGO dan tim tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Bima.
“Pelatihan ditujukan untuk melakukan identifikasi sebaran relawan pada desa-desa terdampak dan pemetaan pendistribusian relawan agar lebih berdampak dan saling bersinergi dalam efektivitas pelayanan kebencanaan di masyarakat,” kata Wakil Komandan tim tanggap darurat bencana hidro metereologi Kabupaten Bima ini.
Dandim 1608/Bima Letkol (Inf) Teuku Mustafa Kamal, selaku Komandan Tim didampingi Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Satria Topan Primadi, Regency Coordinator ADRA, Robert D Saunoah, Kabid Penanganan Bencana dan Kebakaran BPBD Kabupaten Bima, M Gunawan, menyampaikan bahwa Posko harus segera diaktifkan dan evaluasi perlu dilakukan setiap hari untuk mengetahui apa yang sudah dan belum dikerjakan.
Dikatakan, dalam rapat Jumat (8/4/2021), perlu ada perwakilan dari OPD, sehingga ada data kerugian dan data lainnya yang valid. Kepada para relawan dan satgas, diminta harus punya data jumlah relawan dari semua organisasi, untuk selanjutnya dibagi pada area yang sudah ditentukan, termasuk apa tugasnya.
“Itu harus agar seluruh wilayah tercakup. Sebab, jika tidak terorganisir dengan baik maka akan ada daerah yang tidak terjamah,” terang Dandim.
Pada sesi diskusi yang dipandu oleh Kabid Penanganan Bencana dan Kebakaran BPBD Kabupaten Bima, Gunawan, dan Regency Coordinator ADRA, Robert D Saunoah, Gunawan mengatakan berdasarkan pengalaman selama ini, orang yang hadir dalam satu kondisi bencana adalah orang yang pertaruhkan segalanya dan bahkan meninggalkan keluarga yang berada di tempat lain dalam kondisi terancam untuk menjadi bagian dari perjuangan.
“Kita merespon situasi yang tidak diinginkan oleh kita sekalian dan ada dua orang fasilitator ADRA yang hadir untuk membantu bagaimana pemetaan kegiatan penanganan bencana di Kabupaten Bima, supaya bisa jalan dengan baik dan terarah,” jelasnya.
Peserta selanjutnya diberikan pembekalan pengisian form aplikasi online pendataan bencana untuk memudahkan distribusi logistik dan penanganan dampak bencana oleh fasilitator ADRA Petrasa Wacana dan Sofyan (ADRA/Sangga Buana)
“Kaji cepat tanggap darurat bencana Kabupaten Bima melalui aplikasi ini, bertujuan untuk kumpulkan data dan informasi bencana untuk memetakan dampak bencana yang terjadi dan memetakan semua sumberdaya dalam melakukan respon kemanusiaan. Siapa melakukan apa dimana, kapan kepada siapa dan bagaimana untuk mengkoordinasikan kolaborasi kerjasama semua pihak pentahelix dalam penanggulangan bencana,” pungkasnya.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), yaitu BPBD Kabupatem Bima didukung oleh Tim Komunikasi Publik Dinas Kominfo dan Statistik Kabupaten Bima. ILY
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.