Bima, Bimakini.-Dampak bencana banjir bandang yang menyapu sedikitnya enam Kecamatan di Kabupaten Bima Jumat siang lalu, tidak hanya merendam ribuan rumah serta lahan pertanian dan peternakan warga, namun juga memakan korban jiwa.
Korban pertama ditemukan warga sekitar, di area bendungan Desa Sie dan Tangga pada Sabtu pagi lalu sehari pasca-banjir bandang menerjang. Korban diketahui hanyut bersama gubuknya Jumat siang lalu di area persawahan sekitar.
“Namanya Abdul Hamid, usia 67 tahun warga Desa Sie Kecamatan Monta. Yang kedua A Bakar usia 50 tahun dari Desa Leu Kecamatan Bolo,” Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bima Aris Munandar MT.
Korban kedua ini lanjutnya jua terhanyut derasnya bandang yang menerjang Wilayah Bolo Jumat lalu secara tiba-tiba. Jenazah korban ditemukan usai banjir bandang menerjang.
Semula sambung Aris, yang beredar di masyarakat korban sebanyak tiga orang. Hanya saja, pihaknya meluruskan jika warga Asal Rabakodo Kecamatan Woha tersebut, bukan meninggal karena banjir bandang. Melainkan sehari sebelumnya.
“Kalau itu hanya miskomunikasi. Setelah kami kroscek, almarhum bukan meninggal karena banjir kemarin,” tegasnya melalui via telepon.
Hasil pendataan pihaknya di lapangan, hujan deras selama kurang lebih sembilan jam di sebagian besar wilayah Bima, mengakibatkan ribuan rumah warga di Kecamatan Madapangga, Bolo, Woha, Monta, Palibelo, Wera dan Parado terdampak luapan banjir.
Banjir terpapar bebernya terjadi pada empat kecamatan, yakni Kecamatan Monta, Woha, Madapangga dan Bolo. Selain merendam pemukiman warga, bencana itu membuat sejumlah fasilitas umum rusak parah. Seperti empat jembatan penghubung antar wilayah di Desa Woro, Bolo, Rade dan Leu terputus. Situasi ini menyebabkan warga beberapa desa terisolir.
Sementara untuk sarana ibadah dan pendidikan, pada beberapa desa juga ditemukan kerusakan namun kondisinya tidak begitu mengkhawatirkan. “Untuk lahan pertanian lebih kurang 294 hektar terendam. 25 Ha lainnya tambak warga di Desa Belo Kecamatan Palibelo,” ujarnya.
Ribuan kepala keluarga terdampak, ditegaskan Aries Munandar belum ada yang sampai menetap di tenda pengungsian. Mereka sementara memanfaatkan rumah keluarga dan kerabat yang tidak terendam banjir.
Mengingat curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih terus terjadi. Ia berharap warga tetap menaruh kewaspadaan, karena bencana alam tahunan ini bisa terjadi sewaktu-waktu. “Himbauan kami warga harus tetap waspada, karena sekarang masih bepotensi turun hujan yang dapat memicu banjir susulan,” pungkasnya. (BE09)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.